TEMPO.CO, Jakarta - Bangkitnya industri pakaian siap pakai produksi mandiri (self-manufactured ready to wear) menjadi momentum baru di dunia fashion Tanah Air. Ketatnya persaingan bisnis RTW oleh banyak pemain muda mendorong mereka bersaing sengit dengan keunikan konsep.
Sebagian besar label RTW lokal yang berkembang saat ini menonjolkan konsep desain yang edgy untuk mencuri minat penikmat fashion. Selain edgy, banyak label yang menonjolkan sentuhan tradisional dalam produknya untuk memikat para fashionista.
Baca Juga:
Salah satu label RTW premium yang konsisten dengan penggunaan aksen tradisional yang kental adalah Purana, yang didirikan oleh Nonita Respati. Melalui labelnya, Nonita memperkenalkan motif-motif heritage Indonesia ke segmen pasar yang lebih modern.
Selama lebih dari delapan tahun eksistensinya, label Puruna dikenal atas motif dan palet warnanya yang berani, serta kombinasi berbagai material khas Asia: seperti sutra Thailand, viscose, ATBM, organdi, dan tencel.
Sebagai nilai tambah, label RTW yang diusung Nonita mengedepankan unsur ramah lingkungan dan biodegradable. Pelanggannya pun merambah hingga ke kalangan selebritas, seperti Moza Pramita, Maudy Koesnaedi, dan Wanda Hamidah.
"Strategi khusus kami adalah tetap pertahankan DNA dari label Purana itu sendiri. Formula kami adalah membuat pakaian yang sesuai dengan keinginan konsumen, dengan free-sizing, dan bisa di-styling bermacam-macam alias multistyle,” ujar Nonita.
Misalnya, satu produk bisa dipakai untuk celana sarung tapi bisa juga dijadikan sebagai outer wear. Selain itu, terus mengeksplorasi berbagai cutting, model, dan inovasi kain agar jangan sampai produk yang dihasilkan sudah pernah dilihat orang lain.
“Jadi, kuncinya adalah selalu melahirkan sesuatu yang baru,” kata Nonita yang menargetkan Purana menyasar segmen pasar perempuan berusia 25-30 tahun.
Nonita membagi tip bagi pemula yang ingin memulai bisnis RTW. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan riset dengan baik. “Do your research well! Lakukan riset yang benar-benar mendalam sebelum menciptakan sebuah label. Cari tahu apa yang sedang disukai masyarakat,” ujar Nonita.