Salah Satu Al-Quran Tertua di Indonesia Ada di Museum Palu  

Al-Quran berusia 500 tahun yang menjadi koleksi Museum Sulawesi Tengah, Palu, 13 Juni 2016. Al-Quran ini ditulis langsung oleh Imam Tanwin yang juga merupakan seorang raja. TEMPO/Amar Burase
Al-Quran berusia 500 tahun yang menjadi koleksi Museum Sulawesi Tengah, Palu, 13 Juni 2016. Al-Quran ini ditulis langsung oleh Imam Tanwin yang juga merupakan seorang raja. TEMPO/Amar Burase

TEMPO.COPalu - Museum Sulawesi Tengah di Kota Palu menjadi tempat penting dalam sejarah Islam. Di sini tersimpan Al-Quran yang diperkirakan berumur sekitar 500 tahun dengan kondisi masih utuh, bersih, rapi, tanpa satu pun yang halaman sobek.

“Kitab suci ini adalah salah satu kitab suci Al-Quran tertua di Indonesia yang ditulis secara langsung dengan menggunakan tangan,” kata Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Museum Sulawesi Tengah, Iksan, pada Senin, 13 Juni 2016.

Pada halaman akhir terdapat tulisan Arab yang tidak menggunakan tanda baca. Jika diterjemahkan, diperkirakan Al-Quran ini dibuat bakda Ashar pada bulan suci Ramadan yang ditulis Imam Tanwin, seorang raja. 

Al-Quran tersebut berasal dari Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Meskipun demikian, belum diketahui secara pasti tahun berapa pembuatannya. 

Iksan mengatakan, berdasarkan penelitian ahli Al-Quran Departemen Agama, diketahui bahwa ratusan lembar Al-Quran yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke-18 dibuat dari kulit kayu beringin. 

Sementara sampulnya dibuat dari kulit binatang. Kitab ini memiliki enam ratus dua halaman dengan lebar 24,9 sentimeter dan panjang 34,3 sentimeter. Isi tulisan ini menggunakan warna hitam dan kuning. Kitab ini juga sudah ditampilkan di sejumlah daerah pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional.

“Al-Quran ini kami ikuti hampir di setiap daerah di Indonesia untuk memperkenalkan bahwa di lembah Teluk Palu ada sejarah Islam sebelumnya,” kata Iksan, menceritakan isi Museum Sulawesi Tengah yang terletak di Jalan Kemiri, Palu Barat, Kota Palu. 

Pada setiap peralihan juz dalam Al-Quran tersebut, ditemukan satu halaman penuh dengan ukiran flora khas Sulawesi Tengah sebagai halaman penanda bacaan. 

Ukiran tersebut diwarnai dengan tiga warna dasar, yakni merah, kuning, dan hijau yang memakai tinta Cina. Kombinasi warna dan ukiran flora tersebut menimbulkan keindahan tersendiri. 

Bukan hanya bahan pembuatnya yang menarik, melainkan ukiran flora yang ada di setiap lembaran pemisah juz juga dianggap unik. Sebab, ukiran tersebut adalah ukiran khas lokal Lembah Palu dan tidak ditemukan pada Al-Quran tua lain di Indonesia.

AMAR BURASE