TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan ada sebelas pemudik yang meninggal dalam perjalanan mudik tahun ini. Berdasarkan data sementara, BNPB mencatat ada sebelas orang yang meninggal dalam kendaraan atau tempat layanan kesehatan seusai terjebak kemacetan di beberapa titik.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin mengatakan pemerintah Joko Widodo harus memperbaiki sejumlah sektor yang terkait dengan proses mudik Idul Fitri. Menurut dia, dua hal utama yang diduga sebagai penyebab kemacetan panjang adalah mekanisme jalan tol dan belum adanya stasiun pengisian bahan bakar umum di Brebes Timur.
Ade mengatakan evaluasi ini didasarkan pada peninjauan langsung Ade saat terjadinya kemacetan panjang di Brebes Timur, beberapa hari lalu. "Ini (kemacetan) akan terus seperti itu," kata Ade di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2016.
Menurut Ade, pemerintah harus memikirkan sistem pembayaran jalan tol yang lebih efektif dan efisien sehingga tak terjadi penumpukan jumlah kendaraan. Salah satu caranya adalah penggunaan teknologi untuk mempercepat atau mengurai antrean menjelang gerbang jalan tol.
Namun, politikus Partai Golkar tersebut memberikan apresiasi terhadap kepolisian dan Kementerian Perhubungan yang mampu mengurangi jumlah kecelakaan. Ia mencatat terjadi penurunan sebesar 40 persen jumlah kecelakaan dibandingkan pelaksanaan mudik tahun lalu.
Soal korban jiwa, menurut Ade, tradisi mudik menjelang Idul Fitri pasti menyebabkan kemacetan yang berpotensi mengancam keselamatan beberapa masyarakat. Hal ini harus jadi catatan tambahan bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem perhubungan sehingga mengurangi jumlah korban jiwa dalam kecelakaan atau kemacetan. "Kalau zero accident tidak mungkin. Itu cita-cita utopia," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga mengatakan kemacetan di beberapa gerbang jalan tol seperti di Brebes Timur adalah hal wajar. Menurut dia, kebijakan menghilangkan barrier gate di sepanjang jalan tol Palikanci tetap tak mampu menghindari terjadinya kemacetan, karena kendaraan tetap harus antre membayar tarif jalan tol.
ARKHELAUS WISNU