TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Keuangan Arif Budimanta berharap dana repatriasi akan banyak masuk ke Indonesia. Ia optimistis dana itu bisa mencapai ribuan triliun rupiah sampai tahun depan sejak diberlakukannya program pengampunan pajak atau tax amnesty.
"Untuk repatriasi, dapat masuk Rp 1.000 triliun sampai tahun depan," kata Arif saat ditemui dalam sebuah acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 Juli 2016.
Arif mengatakan angka Rp 1.000 triliun sudah cukup besar, meski akan lebih baik jika diperoleh lebih besar. "Secara detail, semua sudah dipersiapkan dengan baik," ujarnya.
Arif mengatakan pemerintah setidaknya membutuhkan dana Rp 4.900 triliun untuk melakukan pembangunan dan pengampunan pajak dilakukan tak hanya untuk kemanfaatan sisi fiskal semata, tapi juga karena manfaat capital inflow-nya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo.
Untuk memenuhi kebutuhan kapital itu, harus dicari sumber-sumber pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur. Pendanaan dibutuhkan dalam waktu cepat agar bisa meningkatkan daya saing, mewujudkan kesejahteraan yang bersifat berkelanjutan, serta secara wujud fisik dikembangkan dalam pembangunan infrastruktur dan industri manufaktur.
Karena itulah Arif meminta pengampunan pajak dilihat dalam perspektif yang luas. Bahkan ia menyebut kebijakan ini sebagai kebijakan yang asimetris. Arif juga mengimbau para wajib pajak yang ingin ikut program pengampunan pajak tak perlu khawatir akan gugatan hukum di Mahkamah Konstitusi yang sedang berjalan.
Mengenai animo dari masyarakat, Arif mengungkapkan, hal itu cukup baik. Dari sejumlah sosialisasi di beberapa kota, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya, ribuan orang hadir. Bahkan, saat sosialisasi di Medan, tak kurang dari 4.000 orang hadir mengikuti sosialisasi tersebut. "Antusiasme masyarakat besar."
DIKO OKTARA