TEMPO.CO, Hubei - Hujan deras diiringi banjir bandang, badai, dan tanah longsor telah menerjang sejumlah wilayah di Cina. Sedikitnya 2O0 orang tewas diterjang banjir, puluhan orang hilang, dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumahnya untuk mencari tempat yang aman.
Seperti dikutip dari Reuters pada hari ini, 23 Juli 2016, di Provinsi Hubei, banjir bandang telah menewaskan 87 orang dan 78 orang hilang serta merobohkan sedikitnya 50 ribu rumah di kota itu.
Mengutip laporan Business Standar News sore ini, 176 orang tewas diterjang banjir bandang di sejumlah wilayah terparah, yakni di bagian utara, barat, dan timur laut Cina.
Pemerintah Cina, kepada media setempat, menjelaskan, sedikitnya 78 orang hilang. Sedangkan jumlah yang tewas mencapai 200 orang. Sekitar 8,6 juta orang terkena dampak hujan deras yang diiringi banjir bandang dan tanah longsor.
Lebih dari 1,5 juta hektare lahan pertanian rusak sehingga merugikan perekonomian Cina lebih dari US$ 3 juta atau sekitar Rp 39 miliar.
Hujan lebat yang melanda Cina sejak pertengahan Juli lalu juga telah membuat putus arus listrik, infrastruktur hancur, dan sejumlah ruas jalan ditutup.
Musim hujan tahun ini merupakan yang terparah selama lebih dari 60 tahun untuk Beijing, ibu kota Cina. Sejumlah anggota tim penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi warga di daerah terkena dampak banjir dan tanah longsor di Cina.
Cina memperkirakan kerugian total akibat hujan deras yang diiringi angin kencang, badai, banjir, dan tanah longsor ini mencapai US$ 210 juta atau Rp 2,7 triliun.
REUTERS | BUSINESS STANDARD NEWS | TELEGRAPH | MARIA RITA