TEMPO.CO, Jakarta - Hadirnya calo tiket dalam sebuah konser besar sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Konser Selena Gomez yang digelar di venue ICE BSD City, Serpong, Tangerang Selatan pada Sabtu, 23 Juli 2016, juga tak luput dari aksi para calo tiket itu.
Hampir setiap penonton yang baru datang ke area konser langsung diserbu para calo. Tak sedikit calon penonton yang terbujuk rayuan si calo.
"(Tiket) festival A-nya, Mbak?" kata salah satu calo menawarkan tiket festival kelas A kepada seorang calon penonton. Ia menawarkan tiket kelas tersebut dengan harga 2,2 juta. Padahal, dalam situs resmi konser Selena Gomez di Jakarta, harga tiket kelas tersebut dipatok dengan harga Rp 1,75 juta saja, belum termasuk pajak.
Tempo mendengar bagaimana si calon pembeli mengaku kehabisan tiket kelas itu dan memutuskan membeli 10 tiket dari calo.
Air muka si calo pun dengan sekejap terlihat senang. Dengan sabar ia menunggu calon pembelinya yang sedang menghubungi teman-temannya untuk ikut membeli tiket kelas tersebut.
"Nanti belinya ke saya, jangan ribut-ribut sama yang lain ya. Yang lain jualnya 2,5 atau paling murah 2,3," katanya.
Lalu, dari mana para calo ini mendapatkan tiket?
Setelah ditelusuri, ternyata ada dua metode para calo memperoleh tiket. Pertama, mereka membelinya dari beberapa orang yang mendapatkan tiket secara cuma-cuma.
"Setiap penjaga dikasih jatah tiket. Saya dikasih dua malah. Tapi kan saya enggak boleh masuk karena jaga. Ya udah, saya jual aja," ujar salah satu penjaga yang enggan memberi tahu namanya. Ia mengaku menjual tiket kepada para calo dengan harga lebih murah dibanding harga aslinya. "Kalau tiketnya 1,4 ya saya jual 1,2," katanya. Salah satu calo yang diwawancarai Tempo mengakui metode ini.
Cara kedua adalah dengan menawarkan jasa menjual tiket resmi tapi dengan harga calo. Menurut pantauan Tempo, banyak penonton warga negara asing yang menjadi korban para calo ini.
Saking lumrahnya praktek percaloan di konser musikus kelas dunia macam ini, para calo tanpa malu dan tanpa takut “berdagang” di depan gerbang venue, tak jauh dari para penjaga dan penjual loket resmi.
Belum diperoleh konfirmasi dari panitia penyelenggara konser atas fenomena ini.
DINI TEJA