TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi pasar global yang tertekan akibat penurunan harga minyak mentah dan penguatan dolar Amerika Serikat akan mempengaruhi perdagangan hari ini. Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan atau IHSG akan kembali rawan koreksi dalam rentang pergerakan konsolidasi.
Dari domestik, pergerakan pasar akan dipengaruhi rilis laba 2Q16 sejumlah emiten sektoral. "IHSG diperkirakan akan kembali bergerak di support angka 5.180 dengan resistan di angka 5.250 cenderung koreksi," kata David dalam pesan tertulis, Selasa, 26 Juli 2016.
IHSG kemarin berhasil rebound dalam rentang konsolidasi dan ditutup menguat 22,764 poin (0,44 persen) di level 5.220,015. Perdagangan berlangsung lebih lamban dengan nilai transaksi di pasar reguler hanya Rp 4,3 triliun atau menurun dibanding rata-rata harian pekan kemarin yang mencapai Rp 5,87 triliun.
Menurut David, pasar saat ini tengah bergerak konsolidasi setelah rally panjang sejak akhir Juni lalu. Perhatian pasar tertuju pada rilis laba 2Q16 sejumlah emiten sektoral yang mulai keluar menjelang akhir Juli ini.
Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli atas sejumlah saham unggulan yang bergerak di sektor otomotif, infrastruktur konsumsi, dan tambang batu bara. Sedangkan saham emiten perbankan BUMN umumnya dilanda koreksi karena kekhawatiran atas pencapaian labanya di 2Q16.
Simak:
Terancam Gagal, Proyek Listrik 35 Ribu MW Diminta Dievaluasi
Disebut 'Anak Durhaka' oleh Sudirman, Ini Kata Direktur PLN
Menteri Energi Marahi PLN, Menteri BUMN Puji PLN
Harga Emas Jatuh ke Level Terendah
Wall Street tadi malam kembali terkoreksi setelah berhasil rebound pada akhir pekan lalu. Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,42 persen dan 0,30 persen tutup di angka 18.493,06 dan 2.168,48. Koreksi terutama dipicu saham sektor energi, menyusul penurunan lanjutan harga minyak mentah di Amerika Serikat tadi malam hingga ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir, yakni US$ 43,05 per barel atau melemah 2,6 persen.
Pasar juga tengah menanti hasil pertemuan The Fed pekan ini di tengah mencuatnya kembali spekulasi kenaikan tingkat bunga FFR di akhir tahun ini menyusul data perekonomian Amerika yang keluar cenderung positif.
DESTRIANITA K