TEMPO.CO, Canberra - Rekaman yang diambil dari dalam penjara khusus anak-anak di Australia mengejutkan banyak pihak. Adegan penyiksaan terhadap tahanan anak-anak di Pusat Penahanan Remaja Don Dale, Northen Territory, Australia, terlihat sangat kejam layaknya teroris di penjara Guantanamo, Kuba.
Rekaman tersebut terungkap melalui siaran dalam program televisi ABC, Four Corners, pada Senin, 25 Juli 2016. Rekaman itu memperlihatkan seorang remaja ditelanjangi, dipukul, dan diserang dengan gas air mata.
Seperti dilansir BBC pada 26 Juli, remaja dalam rekaman tersebut diidentifikasi sebagai Dylan Voller, yang dihukum untuk beberapa pelanggaran termasuk pencurian mobil, perampokan, dan penyerangan. Rekaman itu dikatakan diambil antara 2014 dan 2015, saat itu usia Voller masih 13 atau 14 tahun. Dia terlihat diikat di kursi dengan wajah ditutupi selembar kain dan dipukuli oleh sipir penjara.
Aksi pengikatan tersebut dilakukan setelah Voller mengamuk akibat menggunakan narkotik. Namun penanganan dari petugas dianggap terlalu berlebihan dan kejam terhadap seorang anak remaja.
Pembawa acara Four Corners, Sarah Henderson, bahkan mengatakan penyiksaan tersebut tidak terjadi di Abu Ghuraib dan Teluk Guantanamo, tapi di Australia, negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. "Ini adalah tindakan barbar. Ini adalah peradilan anak di Northern Territory, sebuah sistem yang malah menyiksa anak-anak bermasalah, bukan merehabilitasi mereka," kata Henderson.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull bahkan telah memerintahkan untuk segera melakukan penyelidikan mendalam terhadap penyiksaan yang dialami anak-anak di Pusat Penahanan Remaja Don Dale, Northen Territory. "Kami akan membentuk komisi khusus untuk menyelidiki insiden ini dan berniat melakukannya bersama pemerintah Northern Territory," ujar Turnbull seperti dikutip BBC.
Setelah video itu tersebar, Voller, 17 tahun, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersimpati kepadanya dan berjanji akan menuntut pusat pemulihan tersebut. Tidak hanya Voller, lima narapidana lain juga akan melakukan gugatan.
HERALD SUN | BBC | YON DEMA