TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung M. Prasetyo memastikan jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi pada jilid III sebanyak 14. Para terpidana mati tidak hanya warga Indonesia, tapi juga warga dari sejumlah negara.
“Saya enggak hafal. Ada yang dari Nigeria, Zimbabwe, Pakistan, India, dan Cina,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Rabu, 27 Juli 2016.
Prasetyo memastikan pelaksanaan eksekusi akan dilakukan akhir pekan ini. Namun dia belum bisa memberi tahu kepastian harinya. Saat ini dia masih menunggu laporan persiapan final. Menurut dia, persiapannya sudah hampir selesai.
Tanda-tanda eksekusi bakal segera dilakukan sudah mulai terlihat. Kejaksaan sudah bekerja sama dengan tim keamanan. Keluarga terpidana mati sudah dihubungi. Regu tembak juga sudah dipersiapkan. Kementerian Luar Negeri pun sudah memberikan notifikasi kepada kedutaan terpidana mati sejak beberapa hari lalu. "Semua sudah di posisi masing-masing," ucap Prasetyo.
Para petugas sibuk menertibkan area Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah. Bagi kendaraan yang tidak berkepentingan, dilarang berada di area dermaga itu. Sejak Selasa lalu, nelayan mulai dilarang melaut di sekitar Nusakambangan. "Sudah tidak boleh ada aktivitas nelayan di sekitar LP Nusakambangan," tutur Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Bintoro Wasono.
Menurut Bintoro, 1.460 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan dalam operasi pengamanan eksekusi mati jilid III ini. Beberapa personel pun sudah melakukan barikade di depan akses pintu masuk menuju Dermaga Wijaya Pura. Polisi melakukan barikade dengan menggunakan water barrier yang tersusun di dua sisi bagian depan pintu masuk dermaga tersebut.
ISTMAN M.P. | MITRA TARIGAN | DEWI SUCI RAHAYU | ANTARA