TEMPO.CO, Jakarta - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu atau Kamis pagi, 28 Juli 2016, WIB menjelang pengumuman Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentra Amerika Serikat, Federal Reserve.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik US$ 5,9 atau 0,45 persen menjadi menetap di posisi US$ 1.326,70 per ons.
Pada pertemuan Rabu, pedagang yakin The Fed akan menunda kenaikan suku bunga yang sebelumnya diharapkan Juli ini hingga 2017. Risalah pertemuan The Fed sebelumnya menyebabkan para pedagang percaya bank sentral itu akan menaikkan suku bunga 0,50 persen ke 0,75 persen selama pertemuan FOMC pada Desember.
Menurut alat pemantau The Fed, CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan dari 0,50 persen ke 0,75 persen adalah pada 4,0 persen untuk pertemuan Juli, 27 persen pada pertemuan September, 29 persen di pertemuan November, dan 49 persen pada pertemuan Desember 2016.
Di sisi lain, penguatan dalam dolar Amerika Serikat menempatkan tekanan pada logam mulia, karena indeks dolar Amerika naik 0,29 persen menjadi 97,46 pada pukul 18.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Emas mendapat dukungan ketika Departemen Perdagangan Amerika Serikat mengatakan pada Rabu bahwa pesanan barang tahan lama turun 4,0 persen pada Juni, yang analis catat merupakan penurunan terbesar dalam hampir dua tahun.
Angka negatif mengirim para investor menuju logam mulia sebagai aset safe haven menjelang pengumuman FOMC.
Perak untuk pengiriman September naik 31,2 sen atau 1,59 persen menjadi ditutup di posisi US$ 19,995 per ons. Sedangkan Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$ 29,2 atau 2,66 persen menjadi ditutup di angka US$ 1.128,20 per ons, seperti dilansir Xinhua.
ANTARA