TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura memutuskan Wiranto nonaktif dari jabatan ketua umum partai karena menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Lalu DPP Hanura menunjuk Chairuddin Ismail sebagai pelaksana tugas harian Ketua Umum DPP Hanura.
Chairuddin merupakan kader senior Hanura. Ia sebelumnya menjabat Wakil Ketua Umum DPP Hanura. Pensiunan jenderal kepolisian ini termasuk pendiri Hanura pada 13 November 2006, bersama Wiranto dan 18 orang lainnya.
Menurut Chairudin, meskipun sebagai kader senior, penunjukan dirinya sebagai pelaksana tugas harian ketua umum partai bukan berarti memperlambat regenerasi di internal Hanura. Ia mengatakan masalah regenerasi perlu dibedakan dengan persoalan mencapai tujuan. "Percuma ada regenerasi, tapi tidak mampu mencapai tujuan," kata Chairudin di gedung DPP Hanura, Jalan Tanjung Karang, Tanah Abang, Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016.
Ia mencontohkan, Hanura telah mengirimkan kader-kader mudanya sebagai menteri, tapi akhirnya dicopot oleh Presiden Joko Widodo. Meski tak menyebut kader tersebut, kemungkinan yang dimaksud Chairudin adalah Yuddy Chrisnandi, politikus Hanura yang di-reshuffle dari jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada Rabu lalu. "Bukan salah kami, tapi mungkin saja dia belum mampu," kata Chairudin.
Dia mengatakan banyak pihak yang melihat regenerasi hanya dari segi umur. Padahal, kata dia, regenerasi patut juga dilihat dari sisi kedewasaan. "Banyak anak muda pintar, tapi enggak sabaran," ujarnya.
Karena alasan itu, Chairudin mengatakan Hanura tidak memutuskan untuk mengganti Wiranto sebagai ketua umum. DPP Hanura menganggap Wiranto belum dapat tergantikan. "Dia ini perekat Hanura. Mencari perekat tidak gampang," katanya.
AHMAD FAIZ