TEMPO.CO, Jakarta - Kembali menjabatnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro menimbulkan Sri Mulyani Effect terhadap pelaku pasar, yang berdampak positif pada laju rupiah. Kemarin rupiah berada di zona hijau.
Penguatan ini sekaligus membuat rupiah kembali menguji level resisten-nya di area 13090. Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada, masih tingginya optimisme pelaku pasar terhadap kabinet baru, khususnya Sri Mulyani, membuat rupiah berada di tren positif di pekan ini.
Tidak hanya itu, kemungkinan pelemahan dolar Amerika Serikat setelah data-data ekonominya kurang mendukung, diharapkan dapat memberikan imbas positif bagi rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya.
"Rupiah diperkirakan berada dalam support 13.090 serta resisten 13.073," kata Reza Priyambada dalam pesan tertulisnya, Jumat, 29 Juli 2016.
Dari sentimen global, Federal Open Market Committee (FOMC) menetapkan tingkat suku bunganya tidak berubah di level 0,25-0,5 persen pada Juli ini. Namun, sentimen tersebut belum mampu membuat dolar AS berbalik menguat pada perdagangan kemarin. Dolar AS hanya bergerak flat terhadap euro, dolar Australia, serta pound sterling.
Pertumbuhan perekonomian global yang terus dipangkas baik oleh IMF maupun World Bank turut membuat dolar AS bergerak terbatas. Hal ini membuat rupiah kembali melanjutkan penguatannya.
DESTRIANITA