TEMPO.CO, Kupang - Dalam sambutannya di acara puncak perayaan Hari Keluarga Nasional XXIII di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 20 Juli 2016, Presiden Joko Widodo menyerukan stop kekerasan terhadap anak. "Kekerasan terhadap anak harus distop dan tidak bisa dibiarkan lagi," ucapnya.
Ia menyatakan keluarga adalah pihak terdepan dan terpenting dalam fungsi perlindungan kepada anak. Untuk itu, ujar dia, anak-anak harus mendapatkan perlindungan dari keluarga.
Anak-anak, tutur Jokowi, harus dilindungi dari teknologi dan konsumsi informasi. Bukan berarti anak-anak ketinggalan teknologi dan informasi, tapi lebih pada penggunaan teknologi yang positif dan produktif. "Ini harus hati-hati," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, keluarga harus berperan aktif dalam menumbuhkan dan menjalankan revaluasi karakter mental, karena satu keluarga bisa mengubah pola pikir manusia Indonesia menjadi pribadi yang optimistis. "Yang malas jadi suka bekerja. Yang senang jadi pengikut jadi bangga menjadi pemimpin di mana pun," ucapnya.
Apabila keluarga bisa memupuk pola pikir seperti itu, Jokowi yakin nantinya akan lahir generasi emas Indonesia, yakni generasi pemenang, cerdas, dan inovatif.
Baca Juga:
Jokowi juga memberikan apresiasi kepada petugas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dan Kependudukan yang telah bekerja keras. Ia meminta program kependudukan dan KB serta pembangunan keluarga bisa ditingkatkan terus.
Pengembangan setiap manusia, ujar Jokowi, harus dimulai dari keluarga, sehingga dapat melahirkan pribadi- pribadi berkarakter, berdaya saing, berdemokrasi, dan berakhlak santun.
YOHANES SEO