TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Jaklovers, Hendi Wijanarko, mengatakan gerakan “Jakarta Love Risma” untuk mendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 tidak ikut-ikutan Teman Ahok. Menurut Hendi, gerakan tersebut lahir dari kegalauan para pendirinya yang merasa tidak ada sosok yang mereka inginkan untuk memimpin Jakarta.
"Bukan secara prestasi saja, tapi moral dan akhlak. Intinya, gerakan ini dari pendiri enggak pernah ada maksud menjelekkan pihak lain. Kami mau ulas secara positif," kata Hendi di Jakarta, Minggu, 31 Juli 2016.
Hendi mengklaim simpatisan Jaklovers mencapai ribuan. Biasanya, koordinasi dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter, serta dilanjutkan dengan komunikasi pada aplikasi WhatsApp.
Adapun Teman Ahok adalah organisasi relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang didirikan lima anak muda. Organisasi ini semula dibentuk untuk mencalonkan Ahok dari jalur independen. Teman Ahok mengklaim berhasil mengumpulkan 1 juta salinan KTP. Belakangan, Ahok memilih jalur partai untuk menjadi calon gubernur. Dia didukung tiga partai, yakni Partai Hanura, Partai NasDem, dan Golkar.
Disinggung pembicaraan dengan PDIP tentang niat mengusung Risma, Hendi mengatakan pihaknya belum ada pembicaraan secara resmi. "Belum, karena kami tidak berafiliasi dan tidak bicara secara resmi," ujarnya. Meski begitu, Hendi mengaku Risma mengetahui kegiatan yang dilakukan Jaklovers. Jaklovers pertama kali mendeklarasikan diri di kawasan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juli 2016.
Sekitar seratus anak muda yang tergabung dalam komunitas Jaklovers berkumpul dan menggelar aksi simpatik menyapu sampah dalam momen Car Free Day. Komunitas yang didirikan Neno Warisman ini berharap aksinya bisa memanggil Risma datang ke Jakarta. Dalam tiap aksinya, Jaklovers ingin memperkenalkan ketokohan Risma. Jaklovers juga berencana membuat aksi yang lebih besar untuk memanggil Risma.
Tri Rismaharini merupakan Wali Kota Surabaya periode 2015-2020. Ia baru kembali terpilih untuk kedua kalinya beberapa waktu lalu. Kendati demikian, dalam rangka Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017, banyak komunitas dan kelompok yang menginginkan Risma turut maju dalam bursa pencalonan. Namun, hingga saat ini, Risma masih menolak dan mengaku ingin berfokus menyelesaikan tugasnya di Surabaya.
INGE KLARA SAFITRI