Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa ITS Bikin Alat Penyayat Bambu untuk Anyaman  

image-gnews
Sejumlah pekerja menyelesaikan keranjang pakaian dari anyaman bambu di pusat kerajinan bambu Tunggak Semi, Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, 14 April 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Sejumlah pekerja menyelesaikan keranjang pakaian dari anyaman bambu di pusat kerajinan bambu Tunggak Semi, Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, 14 April 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.COSurabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, menciptakan alat penyayat bambu semi-otomatis. Alat tersebut mampu mengiris bambu menjadi bentuk lapisan yang lebih tipis dan banyak.

"Awalnya saya mendesain alat ini karena melihat betapa sulitnya para perajin menyiapkan bahan baku anyaman. Selain prosesnya lama, ketebalan jadi berbeda-beda," kata ketua tim, Alfiana Nur Hidayati, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 1 Agustus 2016.

Kelima mahasiswa D3 jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektronika itu lantas tergerak untuk membuat alat penyayat bambu yang bekerja lebih baik dan menghasilkan sayatan lebih banyak. Mereka adalah Alfiana Nur Hidayati, Muhamad Faisol, Sarlita Pigafeta, Febby Ayu Ramadhani, dan Luqman Santoso.

Sebelumnya, Alfiana dan kawan-kawannya melakukan survei awal untuk mengetahui kebutuhan mendasar para perajin bambu di Magetan. Ternyata, hambatan terbesar selama ini adalah pemenuhan bahan baku siap pakai dalam bentuk bilah bambu untuk dianyam. "Perajin di sana kerap kekurangan bahan baku siap pakai. Sebab, untuk membuat bilah-bilah dengan cara menyayat itu butuh keahlian dan waktu yang relatif lama," katanya.

Timnya lalu menghitung, pengerjaan secara manual oleh dua orang tenaga kerja dalam sehari hanya bisa menghasilkan 600 bilah bambu siap anyam. Sedangkan dengan alat buatan mereka, bisa dihasilkan hingga 13.500 bilah atau sayatan siap anyam. "Jadi, dengan alat ini, kekhawatiran terhadap jumlah bahan baku siap pakai tidak akan terjadi lagi," tutur anggota lain, Sarlita.

Cara kerja alat tersebut terbilang efektif. Potongan bambu yang sudah ditentukan panjangnya, dibersihkan lalu dipotong menjadi empat sampai enam bagian dengan lebar tertentu. Setelah itu, bambu diletakkan dalam alat pres berbentuk kontak. Alat tinggal dijalankan maju dan mundur dengan bantuan tekanan kompresor. Gerakan maju dan mundur alat pres yang berisi bambu di bagian dalamnya ini dikendalikan oleh sebuah sensor maju-mundur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bagian bawah alat yang berjalan diletakkan pisau untuk menyayat bambu. Saat bergerak maju, bambu tersayat satu kali, dan saat kembali ke posisi awal pun tersayat satu kali. "Bilah pisau diatur dan diletakkan sesuai dengan ketebalan bahan baku bilah bambu yang diinginkan," ujar Sarlita.

Karena kerja untuk menghasilkan sayatan ini berulang maju-mudur, dalam 30 detik alat mampu menghasilkan 30 bilah atau lembar sayatan. "Jika dikerjakan secara manual, selama 30 detik hanya dihasilkan satu sayatan atau satu bilah. Ketebalannya pun bisa berbeda," kata Faisol.

Ide mereka itu lolos seleksi nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Institut Pertanian Bogor yang berlangsung pada Agustus 2016. Mereka diberi bantuan dari Dikti sebesar Rp 7,5 juta meski akhirnya mereka menambahkan biaya pribadi hingga total menghabiskan dana Rp 10 juta agar desain mesin itu terwujud. "Kami berharap ke depan alat ini bisa dimodifikasi untuk hasil kerja yang lebih baik," ucap Faisol.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

2 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.


Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

7 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024


Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

7 hari lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.


ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

8 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

16 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

18 hari lalu

(ki-ka) Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

Ini pendidikan terakhir 4 menteri Jokowi yang dipanggil MK pada sidang sengketa pilpres: Sri Mulyani, Risma, Muhadjir Effendy, Airlangga Hartarto.


Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

21 hari lalu

Dini Adni Navastara SKom MSc menunjukkan tampilan aplikasi SahabatCAPD sebagai sistem pendeteksi dan pemantauan dini risiko komplikasi pasien gagal ginjal kronis. ITS.ac.id
Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

ITS gandeng Rumah Sakit Unair untuk mengoptimalkan pemanfaatan data pasien yang relevan guna meningkatkan akurasi dan efektivitas aplikasi.


Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

24 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

Dua prodi bidang kedokteran ITS berfokus mengembangkan ilmu medis berbasis teknologi.


Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

24 hari lalu

Profesor ITS ke-198 Prof. Harmin Sulistiyaning Titah saat meninjau tanaman yang menjadi objek penelitiannya di rumah kaca. Dok. Humas ITS
Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.


Masa Pendaftaran SNBT Sisa Sepekan, Ini Tips dan Trik Memilih Jurusan dan Menghadapi UTBK 2024

24 hari lalu

Sejumlah peserta antre sebelum  mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 8 Mei 2023. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Masa Pendaftaran SNBT Sisa Sepekan, Ini Tips dan Trik Memilih Jurusan dan Menghadapi UTBK 2024

Pendaftaran SNBT telah dibuka hingga 5 April mendatang. Bagaimana cara memilih jurusan dan menghadapi tes UTBK 2024.