Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

image-gnews
Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Iklan

TEMPO.CO, Kathamndu - Parlemen Nepal menetapkan Pushpa Kamal Dahal alias Prachanda sebagai Perdana Menteri ke-24 setelah 26 tahun negara itu mengadopsi sistem demokrasi multi-partai.

Menjadi satu-satunya calon yang diajukan dalam pemilihan di gedung parlemen Nepal, 1 Agustus 2016, Prachanda, yang mewakili Partai Komunis Bersatu Nepal (CPN), berhasil memenangi 363 suara dari 595 suara di parlemen.

Mantan pemimpin pemberontak komunis Nepal tersebut langsung dikalungkan selendang tradisional Buddha sesaat setelah dinyatakan terpilih sebagai Perdana Menteri.

"Saya akan bekerja untuk persatuan nasional, untuk mempromosikan kepentingan negara dan rakyat," katanya kepada anggota parlemen setelah terpilih sebagai Perdana Menteri.

Prachanda terpilih sebagai Perdana Menteri setelah Khadga Prasad Oli yang berasal dari Partai Komunis Nepal Aliran Marxis-Leninis memutuskan mundur pekan lalu, menyusul parlemen melancarkan mosi tidak percaya.

Kemenangan Prachanda sebagai Perdana Menteri menandai kembalinya dia ke posisi tersebut untuk kedua kalinya setelah delapan tahun. Dia pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri pada 2008.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Periode pertama Prachanda berakhir pada 2009 ketika ia mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dengan presiden tentang pemecatan seorang kepala militer.

Dia memimpin pemberontakan komunis atau yang dikenal dengan kelompok Maois selama satu dekade hingga 2006, ketika mereka menandatangani perjanjian perdamaian yang diawasi PBB. Lebih dari 17 ribu orang tewas selama pemberontakan tersebut.

Prachanda akan menghadapi sejumlah tantangan berat, terutama upaya rekonstruksi besar setelah gempa bumi yang menewaskan 9.000 orang tahun lalu, selain mengawasi penyelesaian kasus kejahatan perang.

ALJAZEERA | REUTERS | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.


Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

28 Mei 2015

Sejumlah anak-anak Nepal yang terkena gempa bumi mengikuti pelajaran sekolah yang diadakan oleh oranisasi bantuan internsional di Kathmandu, Nepal, 11 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

"Adopsi internasional juga telah ditangguhkan," katanya.