TEMPO.CO, Kediri - Seorang calon haji asal Kabupaten Kediri meninggal setelah menginjakkan kaki di Tanah Suci. Jemaah ini mengeluh sakit perut sebelum ditemukan meninggal saat hendak salat magrib.
Kepala Seksi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri Imron Rosadi mengatakan jemaah bernama Joko Pramono, 41 tahun, ini dikabarkan meninggal, Senin, 22 Agustus 2016. Petugas haji di Tanah Suci menghubungi Kantor Kementerian Agama di Kediri agar menyampaikan berita duka itu kepada keluarganya.
"Belum diketahui penyebab pasti meninggalnya Joko," kata Imron kepada Tempo di kantornya Jalan Pamenang, Kabupaten Kediri, Selasa, 23 Agustus 2016. Informasi yang diterima Imron mengatakan, Joko berasal dari Desa Joho, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, yang tergabung dalam kloter 26.
Joko berangkat bersama 45 jemaah calon haji lainnya dari Kediri pada 19 Agustus 2016. Setelah menginap di asrama haji Surabaya, rombongan tersebut terbang ke Arab Saudi. Setibanya di Madinah, Joko sempat menghubungi keluarganya di Kediri untuk mengabarkan keadaannya.
Kepada keluarganya, Joko memberitahukan sedang sakit perut. Saat berkomunikasi, putrinya yang masih kecil sempat meminta dibelikan oleh-oleh mainan gelang dari Tanah Suci. Kemudian sebelum melaksanakan salat magrib, tiba-tiba Joko yang berangkat sendirian tanpa didampingi keluarga ditemukan meninggal.
Hingga kini belum diketahui pasti kronologi kematian maupun penyebabnya. Petugas haji di Mekah masih berkoordinasi dengan tim kesehatan dan kepolisian setempat untuk menyelidiki penyebab meninggalnya Joko. Termasuk apakah keluarga menghendaki memakamkan jenazah di Tanah Suci atau membawanya pulang.
Menurut catatan kesehatan almarhum, Joko Pramono tak memiliki riwayat gangguan kesehatan serius saat mendaftar. Dia bahkan telah mendapatkan vaksin meningitis dan influenza untuk menjaga kekebalan tubuh selama beribadah haji. "Namun iklim di sana memang lumayan ekstrim," kata Imron.
Dalam pemberangkatan tahun ini, jumlah jemaah calon haji asal Kediri yang terbang ke Tanah Suci sebanyak 952 orang dan didampingi sepuluh petugas. Dari jumlah tersebut dua orang batal berangkat karena sakit. Mereka terbagi dalam tiga kloter, yang salah satunya dititipkan ke kloter Tulungagung.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan menyatakan siap membantu proses pemulangan jenazah Joko jika dikehendaki keluarga. Saat ini, pemerintah masih menunggu kabar resmi dari penyelenggara haji di Saudi terkait dengan jemaah tersebut. "Kalau dibutuhkan dibawa pulang, pemerintah akan proaktif," ucapnya.
HARI TRI WASONO
Baca Juga
Kisah Teguh, Penyodomi 30 Anak, yang Pilih Bunuh Diri