TEMPO.CO, Berlin - Pemerintah Jerman pada Rabu, 24 Agustus 2016, secara resmi meluncurkan strategi pencegahan terorisme, serangan cyber dan senjata kimia serta bencana besar lainnya dengan Konsep Pertahanan Sipil. Konsep yang ditentang oleh oposisi tersebut diluncurkan setelah terakhir kali diperkenalkan pada dua dekade lalu atau pada era perang dingin.
Pemerintahan Kanselir Angela Merkel mengumumkan kepada warganya untuk membuat stok bahan pangan dan air untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan atau bencana. Merkel juga mempertimbangkan untuk kembali memperkenalkan wajib militer.
Seperti yang dilansir Reuters pada 24 Agustus 2016, pengumuman yang dibuat setelah seluruh anggota kabinet menyetujui usulan yang dicantumkan dalam dokumen Kementerian Dalam Negeri setebal 69 halaman. Dokumen ini dibuat menyusul rentetan serangan teroris dalam beberapa bulan terakhir, baik yang terjadi di dalam maupun di luar negeri, khususnya di Eropa.
"Rencana tersebut menguraikan tentang kerangka kerja untuk penyesuaian yang diperlukan dalam perubahan iklim keamanan dan tuntutan untuk pertahanan sipil serta situasi darurat," kata laporan itu, yang terakhir diterbitkan pada tahun 1995.
Baca: Ngotot Amerika Serikat Hebat, Trump Ternyata Jual Jas Buatan Indonesia
Dokumen yang hanya diperlukan jika terjadi perkembangan ke arah ancaman atas eksistensi Jerman ini, menganjurkan agar warga menyetok sejumlah kebutuhan pokok, seperti air dan makanan untuk beberapa hari. Selain mewajibkan setiap warga membuat stok makanan dan air, laporan ini juga memuat tentang rencana menyediakan sistem alarm yang dapat diandalkan, struktur perlindungan bangunan yang lebih aman, dan kapasitas sistem kesehatan yang lebih baik serta pelarangan mengenakan burqa.
Selain itu warga sipil juga harus siap untuk membantu militer dengan tugas-tugas seperti mengarahkan lalu lintas, menyiapkan akomodasi dan menyediakan bahan bakar.
Simak: Korea Utara Luncurkan Rudal, Amerika Serikat Meradang
Awal Agustus ini, Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan Jerman sekarang dalam ancaman terorisme dan berencana untuk melatih tentara untuk bekerja lebih erat dengan polisi dalam mempersiapkan potensi serangan milisi dalam skala luas.
Jerman saat ini dalam kondisi darurat setelah dua serangan kelompok milisi Islam dan penembakan oleh remaja dengan masalah mental pada bulan lalu. Awal Agustus, Berlin mengumumkan langkah-langkah untuk mengeluarkan anggaran lebih besar untuk polisi dan pasukan keamanannya dan mengadakan satu unit khusus untuk memerangi kejahatan cyber dan terorisme.
REUTERS|CHANNEL NEWS ASIA|EU MAGAZINE|YON DEMA