Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Water Sensitive Cities akan Dikembangkan di Bogor

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Dua orang anak bermain di aliran air dari curug Daun di Bogor, Jawa Barat, 18 Juli 2016. TEMPO/Fajar Januarta
Dua orang anak bermain di aliran air dari curug Daun di Bogor, Jawa Barat, 18 Juli 2016. TEMPO/Fajar Januarta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan peneliti yang bernama Water Cluster Australia Indonesia Centre (AIC) akan mengembangkan Water Sensitive Cities di Bogor. Proyek ini merupakan kerja sama antara beberapa universitas yakni Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, dan Universitas Monash dari Australia yang akan dilaksanakakebanyakan kota menghadapi berbagai macam permasalahan dalam pembangunan, salah satunya adalah permasalahan manajemen air. Mn selama tiga tahun. Proyek ini pun didukung oleh pemerintah kota dan kabupaten Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Menurut dia, Bogor merupakan kota yang berkembang dengan cepat. "Saat ini kami ingin agar Bogor kembali kepada khitohnya, menjadi kota yang hijau dan menjadi smart city," kata Bima dalam sambutan peluncuran proyek Water Sensitive Cities di Aston Hotel Sentul City, Kamis, 25 Agustus 2016.

Bima mengakui bahwa enurut alumnus Universitas Monash itu, untuk mendukung pengelolaan air yang baik, tidak bisa dilakukan sembarangan dan membutuhkan bantuan dari pihak akademisi. Apalagi kebanyakan kota di Indonesia masyarakatnya masih berorientasi pada kepentingan ekonomi dibandingkan kepentingan publik. Untuk itu ia pun mengaku membuka lebar kesempatan bagi para peneliti dan komunitas untuk memberikan masukan terhadap pemerintah kota melalui proyek ini.

Rencananya akan ada beberapa titik yang akan dicanangkan dalam proyek ini. Namun, untuk tahun ini pusat pengembangan water sensitive cities akan dibangun di Pulo Geulis. Menurut Co-Leader Water Cluser AIC Hadi Susilo Arifin pemilihan lokasi ini karena letaknya yang berada di tengah-tengah kota Bogor. Selain itu, lokasi ini juga dikenal dengan keunikan daratannya yang merupakan delta atau endapan sungai. "Untuk di Bogor tahun ini di Pulo Geulis karena itu merupakan slum area (daerah kumuh), delta di Sungai Ciliwung, bagaimana kita revitalisasi masyarakatnya untuk memahami air bersih," ujar Hadi.

Nantinya, menurut Profesor dari IPB ini, di Pulo Geulis berbagai macam aktivitas dilakukan di Sungai, untuk itu perlu dilakukan edukasi terutama mengenai grey water atau air limbah rumah tangga. Dengan adanya proyek ini diharapkan masyarakat tidak langsung membuang limbah rumah tangganya ke sungai.

Untuk tahap pertama Hadi mengatakan pihaknya akan melakukan penelitian mengenai kondisi sosial, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan kebutuhan airnya. Dari hasil penelitian tersbut akan dibuat model yang paling cocok untuk dilaksanakan. "Dari hasil survei kita lihat ada pipa pembuangan yang langsung ke sungai, kenapa kita tidak menampung air ini untuk didaur ulang, nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman," ucap dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Hadi mengaku masih belum mengetahui berapa kira-kira anggaran yang dibutuhkan untuk menerapkan proyek ini. Ia mengaku masih akan menunggu hasil riset untuk nantinya dibicarakan bersama dengan pemerintah setempat.

Tak hanya di Bogor Proyek ini juga akan dilakukan di Surabaya. Untuk pengembangan di Surabaya, Universitas Monash akan bekerja sama dengan Institut Teknologi Surabaya. Guna merangkul masyarakat, pihak peneliti pun turut serta mengajak komunitas peduli lingkungan salah satunya Komunitas Peduli Ciliwung.

Proyek ini bukanlah proyek pertama. Proyek serupa juga pernah dilakukan di Australia. Water Sensitive cities di negara kangguru tersebut dilakukan dengan mengembangkan taman, yang tidak hanya berfungsi untuk meresapkan air hujan, dan melindungi sungai dari polusi tetapi juga untuk menghias kota. "Dengan adanya proyek ini diharapkan dapat menyediakan kota yang ramah bagi masyarakat, selain itu biayanya juga lebih murah dibandingkan dengan metode terdahulu," kata Co Leader Ana Deletic dari Universitas Monash.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesan Jokowi ke Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi yang Maju Pilkada Kota Bogor

9 hari lalu

Sekretaris Pribadi Iriana, Sendi Ferdiansyah, saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Istimewa
Pesan Jokowi ke Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi yang Maju Pilkada Kota Bogor

Sekretaris Pribadi Ibu Negara Iriana Jokowi, Sendi Fardiansyah, mengaku mendapat pesan dari Jokowi soal rencananya untuk maju di Pilkada Kota Bogor.


Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

9 hari lalu

Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.


Rekomendasi Tempat Main Bowling di Bogor, Mulai dari 28 Ribu

12 hari lalu

Ada beberapa rekomendasi tempat main bowling di Bogor yang bisa Anda coba. Harganya mulai dari Rp28 ribuan untuk 3 round. Ini informasinya. Foto: Canva
Rekomendasi Tempat Main Bowling di Bogor, Mulai dari 28 Ribu

Ada beberapa rekomendasi tempat main bowling di Bogor yang bisa Anda coba. Harganya mulai dari Rp28 ribuan untuk 3 round. Ini informasinya.


Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

13 hari lalu

Hendrikus Woro hadir menggunakan pakaian adat sebagai saksi sidang kasus pencabutan izin kawasan hutan di Pengadilan Tinggi Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Selasa 11 Juli 2023. Agenda sidang hari ini pemeriksaan saksi, Kuasa Hukum tergugat menghadirkan dua perwakilan masyarakat adat Suku Awyu. TEMPO-Magang/Andre Lasarus Benny
Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.


4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

24 hari lalu

Penyidik Gakkum KLHK menangkap DPO kasus dugaan pengrusakan dan perambahan kawasan hutan produksi Sungai Sembulan di Desa Penagan Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka. (ist)
4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.


Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

45 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya (tengah) bersama Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin (kanan) dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (12 Februari 2024). (ANTARA/Prisca Triferna/rst)
Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.


Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

58 hari lalu

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berdiskusi bersama tokoh nasional Emil Salim di Jakarta, Minggu 28 Januari 2023. ANTARA/HO-Timnas AMIN
Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.


Kota Bogor Mulai Uji Coba Angkot Listrik, Pakai DFSK Gelora E

59 hari lalu

Mobil listrik DFSK Gelora E. (Foto: PT Sokonindo Automobile)
Kota Bogor Mulai Uji Coba Angkot Listrik, Pakai DFSK Gelora E

Kota Bogor mulai melakukan uji coba angkutan umum kota berteknologi listrik atau angkot listrik menggunakan DSFK Gelora E.


Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

59 hari lalu

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bertemu dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim. ANTARA
Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?


Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersama seniman Sidik Gunawan melihat gambar area persawahan di Desa Sidorejo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menurut Gunawan, seni pari corek yang bergambar Ganjar-Mahfud itu telah viral di media sosial dan mendatangkan rezeki untuk komunitas pari corek dan Lodji Londo. Foto: TKN Ganjar-Mahfud
Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan