TEMPO.CO, Magetan - Keluarga Prajurit Satu (Pratu) Wahyudi anggota TNI Angkatan Darat yang gugur saat memadamkan kebakaran lahan di Desa Pasir Putih, Bagan Sinembah, Rokan Hilir, Riau berharap agar pemerintah memperhatikan masa depan ketiga adik almarhum.
"Kami ingin adik-adiknya nanti diangkat PNS (Pegawai Negeri Sipil) karena selama ini Wahyudi sebagai tulang punggung keluarga," kata Sri Rukhayati, juru bicara keluarga Wahyudi kepada Tempo di rumah duka di Dusun Grumbul Malang, Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu malam, 24 Agustus 2016.
Permintaan itu, ia menuturkan, sudah disampaikan kepada perwakilan dari TNI Angkatan Darat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang mengantar jenazah dan mengikuti pemakaman. Para pihak tersebut mengapresiasi dan akan melaporkan kepada pimpinan masing - masing.
"Kami diberi nomor handphone beliau untuk koordinasi lebih lanjut," ujar Sri.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian LHK, Suhaeri, menyatakan akan melapor kepada atasannya ihwal permintaan keluarga almarhum Wahyudi tersebut. "Akan kami sampaikan kepada Bu Menteri (Siti Nurbaya)," kata dia ditemui di tempat yang sama.
Upaya itu, ia mengungkapkan sebagai penghargaan terhadap almarhum Wahyudi yang gugur saat menjalankan tugas memadamkan kebakaran lahan. Saat bertugas, Wahyudi bergabung dalam Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan. Ia dinyatakan hilang pada Kamis pekan lalu oleh tim di lapangan.
Pada Selasa 23 Agustus 2016, jenazahnya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Karena jasanya itu Pratu Wahyudi menerima kenaikan pangkat anumerta Prajurit Kepala. Dia dinilai berjasa lantaran meninggal saat menjalankan tugas negara.
Jenazah Wahyudi dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Pupus pada Rabu malam. Ratusan pelayat mengikuti prosesi tersebut. Selain warga desa setempat, sejumlah perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Magetan, personel TNI, Pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian LHK juga melakukan takziah di rumah duka.
NOFIKA DIAN NUGROHO