TEMPO.CO, Dompu - Sedikitnya terjadi empat kasus penembakan dalam rentang waktu dua bulan terakhir di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kasus-kasus tersebut dilakukan orang tak dikenal dan kerap menghantui masyarakat. Dalam sejumlah kasus, penembak ditengarai melancarkan aksinya dengan senjata api rakitan.
Kasus penembakan terakhir terjadi pada Minggu, 28 Agustus 2016, pukul 00.15 Wita di Dusun Sante, Desa Doromelo, Kecamatan Manggelewa. Korban penembakan itu adalah Deden Ardianto, 19 tahun, warga Dusun Sante, Doromelo, Manggelewa, saat melintas di ruas Pekat-Calabai, pertigaan Dusun Sante, Desa Doromelo.
Akibat penembakan tersebut, Deden terluka pada bagian pundak kanan atas dan kuping sebelah kanan. Terkait dengan maraknya kasus penembakan misterius itu, Kepala Kepolisian Resor Dompu Ajun Komisaris Besar Jon Wesly Arianto di Mapolres, Senin, 29 Agustus 2016, mengatakan ada beberapa motif penembakan tersebut.
Motif itu, menurut Kepala Polres Jon, yang pertama adalah perkelahian. Akibat perkelahian itu, kemudian berkembang menjadi motif kedua: balas dendam. Motif ketiga adalah kasus pencurian. Jon menjelaskan, Kepolisian saat ini tengah melakukan pengembangan dan pengungkapan secara serius ihwal kasus penembakan itu.
Jon berjanji Kepolisian akan mengusut sampai tuntas dan menangkap pelaku secepatnya. Kapolres meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh siapa pun. "Keadaan tetap kami kendalikan dan mari kita jaga stabilitas daerah secara bersama-sama dengan penuh kekeluargaan," ucap Kapolres.
Organisasi masyarakat setempat meminta polisi proaktif menuntaskan kasus yang mengganggu kenyamanan warga Dompu itu. Sekretaris Dewan Pengurus Daerah II Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Dompu Rihul Rahman mengatakan Kepolisian segera menggelar operasi terpadu gabungan dengan aparat lain untuk merazia kepemilikan senjata api rakitan dan senjata tajam.
AKHYAR M. NUR
Baca Juga
Aa Gatot Brajamusti Serba Tiga
Polri: Pelaku Bom di Gereja Medan Ditawari Uang Rp 10 Juta