TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Pinang Kampai, Dumai. Sebuah pesawat Pelita Air dari Pekanbaru tujuan Dumai batal terbang lantaran landasan pacu di bandara tertutup asap. "(Penerbangan) Pelita Air tujuan Dumai dibatalkan karena visibility tidak memungkinkan," kata Duty Manajer Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Murniati Simanjuntak, Minggu, 28 Agustus 2016.
Kebakaran hutan dan lahan kembali melanda sejumlah wilayah Riau dalam sebulan terakhir. Dumai menjadi daerah terdampak asap cukup parah. Jarak pandang menurun hingga 1 kilometer.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan satelit Tera dan Aqua masih memantau 36 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah. Kabupaten Rokan Hilir masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak, yakni mencapai 25 titik, disusul Indragiri Hulu empat titik, Pelalawan dua titik, serta Bengkalis, Kampar, Meranti, dan Indragiri Hilir masing-masing satu titik.
"Tingkat kepercayaan titik panas menjadi titik api di atas 70 persen atau 19 titik api," tuturnya.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan telah mengganggu kualitas udara di sejumlah wilayah. di Pekanbaru, jarak pandang menurun hingga 6 kilometer, Pelalawan 3 kilometer, dan Indragiri Hulu 8 kilometer.
Minggu malam, 28 Agustus 2016, kabut asap tampak menyelimuti setiap sudut Kota Pekanbaru. Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (Ispu) di Persimpangan Arengka menunjukkan angka 60 Psi atau sedang. Sebelumnya, 300 keluarga di Kecamatan Bonai Darusalam, Rokan Hulu, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir dan Desa Petani, Bengkalis terpaksa mengungsi lantaran asap telah mengganggu aktivitas warga.
RIYAN NOFITRA