Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stigma Masyarakat pada Wanita Lajang, Yunani dan Prancis Oke

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Seorang wanita lajang melihat foto-foto para bujangan yang dipajang di toko milik situs kencan Perancis
Seorang wanita lajang melihat foto-foto para bujangan yang dipajang di toko milik situs kencan Perancis "adopt-a-guy" (adopte-un-mec) di Paris, Perancis, Rabu (12/9). REUTERS/Christian Hartmann
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata sejak dulu wanita lajang dianggap, bahkan dinilai aneh. Zaman sekarang saja masih ada orang yang meributkan tentang status single seorang wanita. Padahal, status lajang merupakan hal yang wajar dan biasa.

Dibandingkan dengan era sekarang, stigma terhadap perempuan lajang pada zaman dulu ternyata lebih parah. Ada yang memandang wanita lajang sebagai makhluk yang tidak sempurna karena  tolok ukur perempuan sempurna adalah mereka yang menikah dan melahirkan anak. Bahkan, ada pula yang mencap wanita lajang yang hidup sendirian sebagai penyihir.

Namun demikian, tak semua pandangan orang terhadap wanita single itu buruk. Beda tempat, beda pula pandangan masyarakatnya. Berikut ini beberapa anggapan masyarakat terhadap wanita lajang pada masa lalu:

1. Bisa dan boleh menyaksikan olimpiade
Beruntunglah kaum hawa yang hidup di Yunani pada zaman dulu, terutama mereka yang berstatus lajak. Vestal Virgin atau para wanita yang mempersembahkan hidupnya demi menjaga api suci dewi Vesta di kuilnya di Roma, merupakan wanita yang paling dijunjung tinggi di Yunani. Sebab, wanita tersebut tetap melajang dan tidak menikah seumur hidupnya.

Para wanita lajang di Yunani kuno juga mendapat keistimewaan, yaitu bisa atau diperbolehkan menonton pertandingan olimpiade. Sementara, wanita yang sudah menikah tidak diperkenankan. Alasannya, wanita lajang dinilai masih suci, sedangkan wanita yang sudah menikah dianggap sudah tidak suci lagi.

Kenapa wanita lajang boleh menonton olimpiade? Alasannya unik. Pada masa itu, peserta olimpiade yang seluruhnya adalah kaum pria, tampil dalam keadaan tanpa busana alias telanjang. Jadi, tidak akan timbul masalah apabila wanita lajang yang menonton, karena mereka belum memiliki suami.

2. Dianggap sebagai penyihir
Wanita lajang pada masa lalu sering menjadi sasaran empuk tuduhan berbagai macam masalah yang terjadi di masyarakat. Terlebih bila masalah itu terkait dengan kehidupan pria atau wanita, dan pernikahan, semisal terjadi perceraian, kematian seorang pria yang sudah beristri, banyak kaum pria yang tewas dalam peperangan, dan sebagainya. Nah, para wanita lajang seringkali dituduh sebagai biang keladi berbagai musibah tersebut dan mereka dituding sebagai penyihir jahat.

3. Boleh berburu aksesori pengantin wanita di pesta pernikahan
Satu lagi keuntungan wanita lajang yang hidup pada masa lalu. Bila ingin segera mendapatkan jodoh, mereka bisa datang ke pesta pernikahan dan berburu aksesoris yang dikenakan oleh pengantin wanita.

Di Prancis, pengantin wanita wajib menyematkan banyak pin pada gaun pernikahannya, dan para tamu undangan wanita yang masih lajang disarankan untuk mencari sang pengantin wanita untuk mendapatkan pin tersebut. Apabila berhasil mendapatkan pin dengan mudah, maka wanita lajang itu dipercaya segera menikah. Sementara di Wales, pengantin wanita akan melempar pin pernikahan ke arah para wanita yang masih lajang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, ada pula satu kepercayaan yang hingga kini masih dilakukan oleh banyak wanita lajang demi mencari jodoh, yaitu menyimpan potongan atau irisan kue pengantin di bawah bantal. Bila saat tidur mereka memimpikan seorang pria, maka pria itu adalah jodoh mereka.

4. Terkena kutukan bulu burung merak
Meski bulu burung merak bagus dan cantik untuk hiasan di dalam rumah, wanita lajang di Mediterania tidak berani menggunakannya. Bulu burung merak dianggap membawa sial, terutama bagi wanita lajang yang ingin menikah. Bila wanita lajang memasang hiasan bulu burung merak di dalam rumah, maka ia akan terkena kutukan sehingga tidak akan ada satupun pria yang tertarik kepadanya.

5. Harus berjuang sendiri untuk pernikahannya
Wanita yang sudah cukup usia untuk menikah namun masih melajang kerap disebut sebagai perawan tua atau "spinster" dalam bahasa inggris. "Spinster" merupakan istilah resmi yang berlaku di Inggris pada tahun 1600 hingga 1900 untuk menyebut wanita yang belum menikah. Namun, "spinster" bisa juga berarti seorang pria yang bekerja sebagai pemintal.

Dari sejarahnya, kata "spinster" berlaku baik untuk pria maupun wanita, dan berkaitan erat dengan "spinning" atau pemintalan (kegiatan memintal). Namun, lambat laun istilah "spinning" menjadi erat kaitannya dengan kaum wanita saja.

Malah, ada anggapan bahwa wanita yang bisa menikah hanyalah wanita yang mampu mengerjakan/menyelesaikan sendiri kebutuhan pernikahannya. Kebutuhan pernikahan yang dimaksud semisal taplak meja dan seprai yang dibuat dengan cara dipintal.

BUSTLE | LUCIANA

Berita lainnya:
Ladies, Perhatikan Posisi Dibonceng yang Benar
5 Urusan Pribadi yang Tak Perlu Diketahui Perusahaan
9 Urusan yang Kerap Terlupa jika Mengatur Pernikahan Sendiri

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

2 hari lalu

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Jansen Avitus Panjaitan (tengah) didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Denpasar Komisaris Besar Wisnu Prabowo (kanan) dan Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf. Agung Udayana menunjukkan foto
Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.


Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.


Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara


KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

10 Desember 2023

Ilustrasi KDRT. radiocacula.com
KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

KemenPPPA mengatakan aspek pencegahan menjadi hulu dalam upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT.


Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

26 Maret 2023

Jonathan Majors berperan sebagai Kang The Conqueror di Ant-Man and the Wasp: Quantumania. Foto: Instagram/@marvelstudios
Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

Kronologi dugaan kekerasan terhadap perempuan hingga tanggapan dari Jonathan Majors yang dituduh melakukan pencekikan, penyerangan dan pelecehan.


Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

24 Maret 2023

Seorang demonstran yang mengenakan masker oranye, melambangkan pemisahan gereja dan negara saat aksi protes menentang kekerasan terhadap perempuan di peringatan 5 tahun gerakan
Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

Peradilan Argentina pernah bebaskan kedua pelaku dari tuduhan pemerkosaan Lopez dengan alasan tidak dapat dipastikan adanya persetujuan atau tidak.


Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

7 Maret 2023

Pramugari Kereta Api Indonesia membawa poster saat melakukan kampanye pencegahan dan pelaporan tindakan pelecehan seksual di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu, 29 Juni 2022. PT KAI wilayah Daop 1 bersama dengan Komnas Perempuan mengkampanyekan antisipasi pelecehan seksual guna mengajak masyarakat untuk berani mencegah jika melihat tindakan pelecehan seksual serta berani melaporkan ketika mengalami hal tersebut di transportasi umum, khususnya di kereta api. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

Komnas Perempuan menyatakan bahwa mantan pacar merupakan pelaku kekerasan terhadap perempuan paling tinggi pada 2022.


Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

7 Maret 2023

Petugas KAI Commuter memperlihatkan poster sosialisasi anti pelecehan seksual kepada penumpang di Stasiun BNI City, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2022. Commuter bersama Komnas Perempuan, Asosiasi LBH Apik dan Komunitas Pelestari Budaya Indonesia melakukan pembagian bunga mawar serta sembari memberikan sosialisasi anti pelecehan seksual dalam rangka memperingati Hari Ibu. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

Komnas Perempuan menyambut Hari Perempuan Internasional dengan merilis catatan tahunan.


Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

20 Februari 2023

Ilustrasi kekerasan terhadap wanita. Shutterstock
Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

Komnas Perempuan minta polisi usut kasus ini karena gradasinya tidak hanya penganiayaan fisik, tapi bisa juga ada kekerasan seksual.


Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

10 Februari 2023

Hans Schwabl, mengecat topeng kayu Perchten atau Krampus hasil buatannya di Inzell, Jerman, 27 November 2014. Perchten berarti sosok dewi dalam kepercayaan paganisme di masyarakat wilayah pegunungan Alpen. (AP Photo)
Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

Festival Pagan Lupercalia adalah salah satu festival paganisme di Eropa. Festival itu dipercaya sebagai cikal bakal hari Valentine