TEMPO.CO, FLORIDA - Penelitian baru di University of Miami menemukan racun dalam konsentrasi tinggi yang berhubungan langsung dengan penyakit neurodegeneratif dalam sirip dan otot hiu. Peneliti mengatakan membatasi konsumsi hiu akan berdampak baik untuk kesehatan dan konservasi hiu. Mengingat, beberapa jenis hiu terancam punah karena terancam perburuan manusia.
Jaringan sirip dan otot dikumpulkan dari 10 spesies hiu yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Atlantik. Racun yang ditemukan ada dua jenis, yakni merkuri dan β-N-methylamino-L-alanine (BMAA)
“Selama ini, racun-racun jenis ini terkait langsung dengan penyakit seperti Alzheimer dan amyotrophic lateral sclerosis,” kata Deborah Mash, profesor bidang neurologi dan peneliti senior dalam penelitian ini.
Amyotrophic lateral sclerosis adalah gangguan syaraf pusat yang bisa menyebabkan pengecilan otot dan kelumpuhan.
“Hasil penelitian kami menyatakan konsumen hiu berisiko tinggi ‘memelihara’ penyakit syaraf dalam tubuhnya,” kata Mash.
Penelitian ini mendeteksi konsentrasi merkuri dan BMAA di sirip dan otot hiu sangat membahayakan kesehatan manusia. Gabungan keduanya akan punya dampak beracun yang hebat.
“Sebagai puncak dari rantai makanan, hiu cenderung akan mengakumulasi konsentrasi racun yang ada pada makanannya,” kata Neil Hammerschlag, yang memimpin penelitian ini. Akumulasi racun ini, tak hanya membahayakan bagi kesehatan hiu saja. Tapi juga untuk manusia yang mengkonsumsinya.
Sebanyak 16 persen spesies hiu di dunia terancam punah. Spesies hiu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Hiu Martil yang jumlahnya sudah semakin sedikit. International Union for Conservation of Nature menyebutkan status hiu jenis ini adalah terancam punah.
Bagian hiu yang banyak dikonsumsi adalah daging, sirip, dan tulang rawan. Hiu banyak dikonsumsi karena dipercaya sebagai sumber pengobatan tradisional di Cina. Ada pula suplemen diet yang mengandung tulang rawan hiu. Suplemen ini dikonsumsi secara global.
Banyak peneliti yang menemukan BMAA di sirip dan suplemen tulang rawan hiu. Neurotoksik metil merkuri telah di terkumpul dalam tubuh hiu selama hidupnya.
LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI