TEMPO.CO, Jakarta - Pemain depan Liverpool, Daniel Sturridge, tak sedikit pun tersenyum ketika Juergen Klopp memasukkannya ke tengah laga lawan Tottenham Hotspur dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris di White Hart Lane, akhir pekan lalu.
Pemain berusia 26 tahun itu diminta menggantikan gelandang Sadio Mane. Seharusnya Sturridge merasa bahagia karena diberi kesempatan bermain. Namun yang terpancar dari raut wajahnya justru kekecewaan.
"Jelas sekali jika Daniel Sturridge tidak terkesan dengan keputusan Klopp memainkannya. Ini bisa Anda lihat dari gestur tubuh dan mimik wajahnya," demikian tulis Mirror, dua hari lalu.
Kekecewaan Sturridge memang mudah dibaca. Sebab, ia dimasukkan ke lapangan ketika pertandingan sudah hampir berakhir, yakni pada menit ke-88. Artinya, Sturridge hanya bermain dua menit.
Dalam waktu yang singkat itu pun Klopp tak memintanya bermain sebagai striker, tapi sebagai pemain sayap kanan. Padahal Sturridge adalah seorang striker atau penyerang murni.
Ini kedua kalinya Klopp memainkan Sturridge sebagai pemain sayap kanan setelah sebelumnya ia menempati posisi tersebut saat melawan Burnley di laga pekan kedua Liga Primer Inggris.
Karena bermain di luar habitatnya, performa Sturridge pun tak maksimal. Dalam duel melawan Burnley itu, Sturridge hanya melesakkan empat tendangan percobaan ke gawang lawan, tiga di antaranya meleset. Karena itu, ia ditarik keluar pada menit ke-65.
Selesai pertandingan, Sturridge langsung curhat ke media. Ia, secara tidak langsung, menyerang Juergen Klopp. "Dalam sepak bola modern, pemain memang harus bisa bermain di beberapa posisi. Namun semua orang tahu saya adalah seorang striker," kata Sturridge kepada Express.
Sturridge mengatakan, sebagai pelatih, Juergen Klopp memang memiliki kewenangan untuk menggeser-geser posisi pemain. "Tapi bukan berarti saya senang dengan posisi baru ini," ujar Sturridge, melanjutkan.
Keluhan Sturridge mendapat jawaban dari Klopp. Menurut pelatih asal Jerman ini, dia sengaja memasang Sturridge sebagai pemain sayap karena mereka masih mencari skema yang pas untuk tim.
"Anda harus berpikir sedikit tentang kenapa Anda mempertanyakan hal-hal seperti itu," kata Klopp. Meskipun begitu, Klopp mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dan Sturridge. "Namun jelas kami harus berbicara."
Mumpung kompetisi belum lama berjalan, Klopp memang harus segera meredam kekecewaan Sturridge. Sebab, performa Liverpool dalam tiga pekan pertama ini belum memuaskan.
Dalam tiga laga tersebut, klub berjulukan The Reds ini hanya meraih satu kemenangan, yakni saat mereka menekuk Arsenal dengan skor 4-3 pada pekan pertama kompetisi. Selebihnya, mereka ditekuk Burnley dengan skor 2-0 dan ditahan Tottenham Hotspur dengan skor 1-1.
Hasil mengecewakan ini membuat Liverpool masih tertahan di peringkat 11 klasemen Liga Primer Inggris. Bukan hasil yang diharapkan Klopp, tentu saja. Sebab, mereka sudah menghabiskan cukup banyak uang untuk membeli pemain dalam bursa transfer musim panas.
Sampai akhir Agustus, The Reds sudah menggelontorkan 67 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk mendatangkan empat pemain baru, yakni Sadio Mane dari Southampton, Georgio Wijnaldum dari Newcastle, Loris Karius dari FSV Mainz, dan Ragnar Klavan dari Augsburg.
Tak satu pun dari pemain baru ini ada yang berposisi sebagai striker. Sehingga mereka bukan saingan Sturridge, dan karena itu bukan mereka yang membuat Klopp menggeser Sturridge ke posisi sayap kanan.
Penyebab utama Sturridge digeser dari posisi striker adalah Roberto Firmino. Pemain inilah yang dalam tiga laga beruntun menjadi ujung tombak Liverpool di Liga Primer Inggris.
Firmino sejatinya pemain gelandang serang atau penyerang lapis kedua. Namun ia juga bisa bermain sama baiknya jika dimainkan sebagai penyerang utama. Musim lalu, ia mencetak lima gol sebagai penyerang lapis kedua dan melesakkan enam gol sebagai penyerang utama.
Tak hanya itu, Firmino juga bisa beroperasi sebagai pemain sayap kanan dan kiri. Musim lalu ia bermain sebanyak tujuh kali sebagai pemain sayap kanan dan sekali sebagai sayap kiri. Bisa dibilang, Firmino adalah pemain serba bisa.
Pemain dengan karakter seperti inilah yang agaknya sedang dicari Juergen Klopp. Sebab, dengan skema 4-3-3 yang sedang dikembangkannya, Klopp membutuhkan penyerang yang mau bergerak dan rajin menjelajah, bahkan kalau perlu ikut turun ke lini tengah.
"Keputusan saya terhadap pemain sangat bergantung dari apa yang saya butuhkan untuk menghadapi tim lawan," kata Klopp. Sturridge mungkin tidak akan senang dengan keputusan Klopp ini. Namun ia tidak akan punya banyak pilihan.
LIVERPOOL ECHO | ESPN FC | BT SPORTS | DWI GUSTIAR