TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyoroti persoalan audit dalam insiden robohnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin.
"Semua fasilitas publik yang punya risiko itu harus diaudit secara reguler, kalau ada audit reguler maka potensi masalah bisa diantisipasi," kata Anies setelah menjalani tes psikologi di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta Selatan, Ahad, 25 September 2016.
Ia mengatakan jika audit reguler bisa dilakukan, setidaknya insiden kecelakaan bisa diantisipasi. Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno di pilkada DKI mendatang, menyayangkan adanya insiden yang menewaskan tiga orang itu
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan audit terhadap pembangunan JPO sedang dilakukan. Ahok, yang juga ikut dalam bursa gubernur 2017, mengatakan saat ini tim dari kepolisian sudah turun untuk menyelidiki kasus robohnya JPO itu. "Udah kami tangani kok, kami udah suruh audit semua," katanya.
Kejadian yang terjadi pada pukul 15.20 WIB itu menyebabkan tiga orang tewas. Sedangkan delapan korban lain mengalami luka-luka. Tiga korban meninggal atas nama Lilis Pancawati, 43 tahun, Sri Hartati (52), dan Aisyah Zahra Ramadhan (8), yang seluruhnya merupakan warga Depok.
Pihak Dinas Perhubungan sendiri menduga penyebab kejadian ini adalah adanya papan reklame yang menempel pada JPO. Papan itu dinilai membuat JPO tak memiliki sirkulasi udara.
"Dengan adanya tekanan angin yang besar, rangka railling JPO tidak kuat menahan gaya angin yang besar sehingga mengakibatkan railling JPO roboh," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, saat dikonfirmasi.
EGI ADYATAMA