TEMPO.CO, Jakarta - Jangan kaget jika anak sudah tahu tentang apa itu payudara, paha, dan bagian tubuh wanita lainnya. Coba cek seperti apa interaksi anak dengan gawai (gadget), televisi, komik bergambar syur, dan akses Internet.
Sebuah penelitian di London menunjukkan 81 persen dari 3.000 anak lelaki berusia 11-13 tahun pernah melihat gambar porno. Kebanyakan dari mereka menonton video porno melalui gawai atau komputer dengan akses Internet. Temuan ini membuat Allison Havey dan Deana Puccio membuat program Raising Awareness and Prevention atau gerakan meningkatkan kesadaran dan pencegahan pornografi pada anak sejak 2012.
Havey mengatakan orang tua sangat berperan dalam melindungi anak dari pornografi. Dia menjelaskan, anak laki-laki yang menyaksikan gambar tak senonoh lebih berisiko dalam menjalin hubungan dengan wanita di dunia nyata saat mereka dewasa nanti. “Pornografi dapat merusak kepekaan seksual anak laki-laki,” kata Havey seperti dikutip dari Guardian.
Adapun untuk anak perempuan, pornografi bukannya tidak berisiko. Havey mengatakan anak perempuan cenderung kurang tertarik menyaksikan video porno. Kalaupun sampai terpapar, dalam pemikiran mereka hubungan intim merupakan penggambaran dari pemuasan hasrat seksual.
Havey melanjutkan, pornografi yang ada sekarang ini berbeda dengan gambaran pornografi pada generasi 1970-80-an. Pornografi di era digital tidak lagi berbicara tentang bayangan fisik wanita yang sempurna, tapi lebih obsesif, semisal menggambarkan lelaki yang mencapai kepuasan melalui oral seks dan perempuan yang berdada super-besar dengan area tertentu yang bersih dari rambut. “Ini mengakibatkan mereka (anak lelaki) memiliki imajinasi yang tidak realistis tentang wanita,” katanya.
Akibat persepsi tentang tubuh perempuan yang superlatif ini, sebuah survei pada 2014 menunjukkan 77 persen wanita merasa tertekan karena pasangan meminta mereka melakukan hubungan seksual yang tak biasa, seperti dalam video atau game berbau seks. Dari situ juga diketahui kalau anal seks menjadi tren hubungan intim.
Supaya pikiran anak, khususnya lelaki, tak teracuni dengan imajinasi berlebihan tentang sosok lawan jenisnya, Havey dan Puccio menyarankan orang tua harus berdiskusi dengan anak mereka, terutama yang mulai masuk usia remaja, sekitar sepuluh tahun. “Sampaikan kepada anak bahwa gambar tak senonoh di Internet itu berbeda dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata,” ujarnya. “Yang nyata dalam suatu hubungan adalah ciuman, pelukan, dan sensualitas.”
Orang tua juga sebaiknya memberikan pesan yang realistis tentang apa itu hubungan antara lelaki dan perempuan. Sehingga, Havey melanjutkan, ketika anak berbicara dengan teman-temannya, maka dia akan menyampaikan pesan orang tuanya. “Ayah atau ibuku bilang, pria sejati tidak menonton pornografi karena dia percaya dan tahu apa yang harus dilakukan bersama wanita,” katanya. Anak juga mesti mengetahui jika hubungan seksual yang baik didasarkan atas tiga hal, yaitu persahabatan, romantisme, dan keintiman.
GUARDIAN | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
7 Posisi Tidur yang Bikin Kesehatan Terganggu
Ditinggal Kekasih, sampai Kapan Harus Berduka?
Studi: Merokok Bisa Sebabkan Perubahan Molekul DNA Tubuh