TEMPO.CO, Mataram - Sebaran debu Gunung Baru Jari diperkirakan akan menutupi area Lombok International Airport (LIA-nama resminya) malam ini pukul 23 Waktu Indonesia Tengah.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok, Oral Sem Wilar, keadaan debu Baru Jari tersebut diperoleh dari analisa hasil data satelit Himawari. ''Terakhir, akan mendekati bandara kalau tidak meletus lagi,'' katanya kepada Tempo, Selasa 27 September 2016.
Namun dari data Citra Radar Cuaca Stasiun Meteorologi BIL nanti malam akan terjadi hujan ringan di sekitar Praya, dan Lombok Barat. ''Kalau hujan di atas debu, maka airnya akan membuyarkan debunya,'' ujarnya.
Dikatakan kemudian, debu tersebut tidak akan berpengaruh terhadap operasional bandara karena lebih dari waktu tersebut sudah tidak ada penerbangan lagi.
General Manager LIA Gusti Ngurah Ardita mengatakan sampai malam ini belum ada pengaruh terhadap operasional bandara. ''Tetapi jika terjadi perkembangan letusan baru, akan dilakukan langkah penanganan penerbangannya besok pagi,'' ucapnya.
Sesuai surat Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani disimpulkan berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka mulai tanggal 27 September 2016 pukul 15:00 WITA tingkat aktivitas Rinjani dinaikan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).
Direkomendasikan masyarakat di sekitar Rinjani dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas/berkemah di dalam Kaldera G. Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah G. Barujari yang berada di dalam Kaldera G. Rinjani.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diminta untuk diam di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan memakai masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan iritasi mata. Masyarakat di sekitar Rinjani diharap tenang dan tetap waspada, tidak terpancing isuisu tentang erupsi G. Rinjani.
Menurutnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan BPBD Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Rinjani
Gunung Baru Jari - anak gunung Rinjani meletus sekali pada pukul 14.45 Waktu Indonesia Tengah. Tinggi letusan mencapai sekitar 2.000 meter. Arah debu letusan ke barat daya. Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Rinjani Mutaharlin, karena hanya sekali letusannya, tidak terlalu mengkawatirkan dampak debunya. ''Hanya sekali. Suaranya pasti mengagetkan,'' katanya kepada Tempo melalui telepon, Selasa 27 September 2016 sore.
Menurutnya, letusan tersebut merupakan rangkaian proses letusan setahun yang lalu. Waktu itu, Oktober 2015, selama kurang lebih 10 hari berdampak ditutupnya penerbangan di Lombok International Airport (LIA).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat (BPBD NTB) Muhammad Rum menjelaskan kesiapsiagaan masing-masing BPBD kabupaten di Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Timur yang mewaspadai keadaan lokasi di bawah gunung Rinjani. ''Kami siaga 24 jam,'' ujarnya.
Sudah ada tenda pengungsian yang siap dibangun. Selain itu masing-masing daerah kabupaten juga menyiapkan 5.000 lembar masker, BNPB NTB 55 ribu lembar dan Dinas Kesehatan NTB menyiapkan 250 ribu lembar.
Muhammad Rum juga menyebutkan adanya ratusan pendaki Rinjani yang sedang berada di kawasan pegunungan tersebut. ''Karena itu kami minta menjauhi gunung Baru Jari,'' ucapnya.
Letusan terakahir yang tejadi 1 Agustus 2016 lalu mengakibatkan ditutupnya LIA. Ini akibat terjadinya gempa bumi di barat laut Dompu. Waktu itu terjadi tiga kali letusan dalam sehari. Juga selama bulan Juli 2016 telah terjadi letusan. ''Baru Jari stres setelah sebelumnya meletus,'' kata Mutaharlin.
Menurutnya, letusan tersebut disebutnya Baru Jari mengalami stress setelah adanya gempa bumi. Baru Jari mengeluarkan materialnya setelah meletus Oktober 2015 lalu.
SUPRIYANTHO KHAFID