TEMPO.CO, Sukoharjo - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme lewat program Pesantren Bersinar membagikan ribuan lampu hemat energi ke sejumlah pesantren di Indonesia. Pembagian lampu ini sebagai salah satu upaya mendorong peningkatan kesejahteraan khususnya di lingkungan pesantren.
“Kasus radikalisme dan terorisme banyak disebabkan oleh kesenjangan sosial dan ekonomi,” ujar Ketua BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius di Pesantren Ulul Albab, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin 26 September 2016.
Menurut dia, peningkatan kesejahteraan akan menjadi penangkalnya. Saat ini BNPT membagikan seribu paket lampu hemat energi. “Pesantren bisa berhemat banyak,” ujarnya. Jika pesantren membayar listrik Rp 4 juta sebulan, bisa ditekan menjadi Rp 400 ribu per bulan. Sehingga, anggaran pembayaran listrik bisa dialokasikan untuk untuk modal usaha kegiatan lain yang lebih produktif.
Saat ini pembagian lampu difokuskan di Surakarta dan sekitarnya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Surakarta dikenal sebagai daerah yang sering menjadi sasaran serangan teroris.
Program ini juga membuka peluang bagi pesantren yang ingin ikut memproduksi lampu hemat energi. "Kami sudah berkomunikasi dengan penemunya," katanya. Menurut Suhardi, produsen lampu bermerek Limar itu sanggup memberi pelatihan kepada santri.
Penemu lampu Limar, Ujang Koswara, menjelaskan satu paket lampu terdiri dari satu aki dan lima lampu. "Aki hanya perlu disetrum sebulan sekali," kata Ujang yang ikut dalam kegiatan pembagian lampu itu di Surakarta. Selain itu, Pesantren juga mendapat peralatan untuk pengisian aki.
Menurut Ujang, dia sudah menggandeng pesantren di Bandung untuk memproduksi lampu itu. "Permintaan lampu cukup tinggi meski tidak kami jual bebas," katanya. Dia menjelaskan, lampu buatannya banyak dibeli oleh perusahaan untuk kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan.
AHMAD RAFIQ