TEMPO.CO, Hempstead - Hillary Clinton, kandidat Presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat menuding pesaingnya Donald Trump sebagai sosok yang rasis, seksis, dan pengemplang pajak. Tudingan itu disampaikan Clinton saat debat calon Presiden Amerika Serikat memanas pada Senin, 26 September 2016.
Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, mengejek Clinton sebagai pejabat yang menunjukkan pengalaman yang buruk dengan karya yang minim. Trump bahkan menyebut penyangkalan Clinton dalam persetujuan perdagangan dengan negara-negara Asia sebagai bentuk bermuka dua.
Debat semakin memanas ketika kedua kandidat saling serang dengan kontroversi pernyataan Trump selama ini mengenai Presiden Barack Obama tidak lahir di Amerika. Hingga akhirnya, Presiden Obama merilis akte kelahirannya pada 2011 yang menyebutkan Presiden Obama lahir di Hawaii.
Setelah akte kelahiran ditunjukkan, barulah bulan ini Trump mempercayai bahwa Obama kelahiran Amerika. Atas dasar pernyataan kontroversi ini, Clinton menuding Trump sebagai sosok rasis.
"Dia telah mengawali aktivitas politiknya berdasarkan pada kebohongan rasis terhadap presiden kulit hitam pertama kita bahwa dia bukan warga Amerika. Tidak ada bukti untuk itu, tapi dia bersikeras. Dia bersikeras dari tahun ke tahun," kata Clinton mengutip Channel News Asia, 27 September 2016.
Para pemilih keturunan Afrika-Amerika mendukung sepenuhnya Clinton. Namun, Trump beberapa pekan terakhir mengatakan dia percaya agenda kebijakannya akan memberi manfaat kepada warga Afrika-Amerika. Trump sesumber mengatakan kebijakan Obama maupun Clinton telah gagal membantu warga kulit hitam Amerika. "Saat Anda berusaha bertindak lebih suci dibanding dia, ini tidak akan bekerja," kata Trump.
Di akhir debat, Clinton yang berpakaian warna merah dan Trump mengenakan jas warna hitam dan dasi warna biru, Trump mengatakan Clinton tidak memiliki stamina. untuk dapat menjadi presiden. "Dia kelihatan tidak memilikinya, dia tidak memiliki stamina," kata Trump.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA