TEMPO.CO, Jakarta -Salah satu lorong di Rumah Susun Rawa Bebek, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur dimanfaatkan anak-anak untuk bermain sepatu roda. Ibu-ibu mengawasi putera-puterinya sambil mengobrol tentang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Pokoknya Ahok nggak saya pilih lagi, menyengsarakan hidup saya dan keluarga," kata Kartemi, 54 tahun pada Kamis, 29 September 2016. Ibu-ibu lain mengamini pernyataan Kartemi.
Tiga pekan lalu mereka pindah dari rumahnya di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan ke rumah susun Rawa Bebek yang jaraknya sekitar 15 kilometer.
Baca juga:
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah
Raffi Beri Ayu Ting Ting Mini Cooper? Ini Kata Ibunda
Mereka terpaksa pindah, karena Pemerintah Jakarta telah mengirim surat peringatan pertama hingga ketiga agar membongkar sendiri rumahnya yang telah dihuni sejak lahir atau puluhan tahun lalu.
Pada Rabu pagi, 28 September 2016 ancaman dari Gubernur Basuki alias Ahok diwujudkan. Sekitar 400 personel gabungan Polisi Pamong Praja, kepolisian, dan tentara menggusur 80 bangunan, dari total 363 bangunan yang masuk daftar gusur di RT 06 RW 12 Kelurahan Bukit Duri. Penggusuran juga dilakukan di RT 06 RW 10, dekat Jembatan Kampung Melayu
Sejak tinggal di rumah susun Rawa Bebek tiga pekan lalu, kehidupan Kartemi dan kawan-kawannya berubah 180 derajat. Kartemi harus kehilangan mata pencaharian.
Selanjutnya: biasanya...