TEMPO.CO, Bandar Lampung - Aparat gabungan kepolisian tetap siaga seusai bentrokan massa di areal perkebunan PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL) Tulang Bawang, Provinsi Lampung, Sabtu pagi, 1 Oktober 2016.
"Ratusan aparat kepolisian sudah bersiaga untuk mengantisipasi terjadi bentrokan susulan di wilayah tersebut," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih saat dihubungi dari Bandar Lampung, Sabtu, 1 Oktober.
Menurut dia, Kepolisian Resos Tulang Bawang telah menyiagakan 402 personel dengan dibantu dua kompi pasukan Brigade Mobil, dua peleton Sabhara Polda Lampung, serta masing-masing dua peleton dari Kepolisian Resor (Polres) Mesuji, dan Polres Lampung Tengah.
"Saat ini kondisi sudah kondusif dan petugas sedang mendalami kasus bentrok tersebut," kata Sulistyaningsih.
Ia menyebutkan, peristiwa itu terjadi Sabtu sekitar pukul 09.00 WIB dan menyebabkan sejumlah pos pasukan pengamanan masyarakat (pam) swakarsa dan sepeda motor dibakar massa. Sekitar seribuan massa petani yang mengatasnamakan Himpunan Tani Korban Penggusuran BNIL (HTKPB) itu mengamuk dan mengobrak-abrik pos pam swakarsa PT BNIL.
Massa yang tersulut emosi membakar sedikitnya 56 unit sepeda motor berbagai merek milik pam swakarsa, puluhan tenda, dan satu unit traktor milik PT BNIL. Setelah melampiaskan emosi, mereka membubarkan diri.
Sulistyaningsih menjelaskan mengenai kronologi kejadian. Dari keterangan koordinator lapangan menyatakan adanya beberapa oknum anggota pam swakarsa yang mendatangi tenda massa aksi warga yang menduduki lahan PT BNIL dengan memprovokasi.
Hal itu mengakibatkan pengunjuk rasa marah dan melakukan perusakan oleh warga Kampung Agung Jaya dan Bujuk Agung yang berada di Blok 7-8 areal PT BNIL Tulang Bawang.
Kepolisian masih terus melakukan pengamanan dan pendalaman untuk menciptakan rasa aman di wilayah setempat.
"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa pada kedua belah pihak yang terlibat bentrokan itu, saya berharap peristiwa ini tidak meluas dan warga tidak mudah diprovokasi agar tidak terjadi lagi tindakan anarkis seperti itu," ujar Sulistyaningsih.
ANTARA
Baca juga:
Ingat Skandal Papa Minta Saham? Nama Novanto Dipulihkan: Aneh Sekali!
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah