TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian sedang menelusuri hubungan pelaku penyerangan di pos polisi Cikokol, Tangerang, Banten, SA alias Sultan Azianzah, dengan Aman Abdurrahman, terpidana kasus terorisme dan pemimpin Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dikabarkan telah berbaiat ke Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Meskipun ini pelakunya tunggal (one man show) namun kami selidiki ke arah sana apakah ada jaringan yang menggerakkan. Oleh karena itu, kami dalami penyelidikan ke pesantren. Tersangka ini sudah dibaiat," kata Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan di RS Siloam Karawaci, Jumat, 21 Oktober 2016.
Baca: Pelaku Penyerangan Polisi Masuk Jaringan Lama Teroris
Iriawan membenarkan kakak tersangka Sultan merupakan anggota Polda Métro Jaya yang bertugas di Polres Metropolitan Tangerang. "Kakak tersangka saat ini dalam pemeriksaan Propam dan tidak tahu apa yang dilakukan adiknya," kata Iriawan.
Bahkan sang kakak sudah pernah menjemput adiknya di Pesantren Nurussalam Ciamis, tersangka dua bulan berada di sana. Iriawan mengatakan, setelah dari pesantren, Sultan berpamitan kerja ke Jakarta.
"Kakaknya kaget tidak mengira adiknya akan berbuat sejauh itu (menyerang polisi)," kata Iriawan.
Dalam keterangannya, kakak tersangka juga mengungkapkan ada peluru yang hilang, tapi apakah diambil Sultan perlu dilakukan uji balistik. Dalam barang bukti yang disita polisi memang tidak ada senjata api.
Simak: Penyerang Polisi Kota Tangerang Suka Chatting dengan ISIS
Iriawan didampingi Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar membezuk korban anggota Polri yang sedang menjalani perawatan intensif di RS Siloam Karawaci.
Korban luka adalah Kapolsek Kota Tangerang (Benteng) Komisaris Polisi Efendi yang mengalami luka tusuk di torak jantung. "Pak Efendi dalam perawatan di Intensif Care Unit. Sedangkan Pak Sukardi sudah pulang dan kembali bekerja," kata Humas Polres Metropolitan Tangerang Komisaris Triyani.
Sukardi merupakan anggota Satuan Lalu-lintas Polsek Benteng berpangkat brigadir. Dalam insiden berdarah, Sukardi mengalami luka bacok pada punggung dan lengan kanan. Sedangkan korban lain Inspektur Satu Bambang Haryadi Kepala Unit Dalmas Kepolisian Resor Metropolitan Kota Tangerang yang mengalami luka dada kiri dan punggung kiri saat ini masih menjalani perawatan di RS Siloam.
Peristiwa penyerangan anggota Polri itu terjadi mendadak dan membabi buta. Sultan menyerang dengan badik dan pisau. Dia juga melempar sumbu menyerupai bahan peledak.
Berita lainnya: Tiga Unsur Ini Diyakini Pengacara Bisa Bebaskan Jessica
Aksi itu dipicu saat dia dilarang menempel stiker ISIS di pos polisi dekat pintu gerbang Kompleks Pendidikan Cikokol di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Tangerang, Kamis, 20 Oktober 2016.
Tersangka Sultan belakangan tewas dalam perjalanan ke RS Kramat Jati Jakarta karena kehabisan darah. Dia sebelumnya menderita luka tembak atas serbuan peluru dan pistol Kapolsek Benteng Efendi.
AYU CIPTA