TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia mencatat warga Kota Depok banyak yang terserang penyakit hipertensi, diabetes, hiperkolestrol dan anemia. Salah satu penyebab banyak warga yang menderita penyakit tersebut adalah tata kota dan pola hidup yang kurang baik di Depok.
Wakil Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Abdul Min'im mengatakan hipertensi menjadi penyakit tidak menular tertinggi di Kota Depok. Angkanya mencapai 53,9 persen atau 19.275 kasus hipertensi pada tahun 2013. Setelah hipertensi disusul penyakit diabetes, hiperkolestrol dan anemia.
"Selain pola hidup, tata kota yang tidak ideal menjadikan banyak warga Depok punya penyakit darah tinggi. Sebab, minim ruang terbuka untuk masyarakat" kata Abdul, Kamis 20 Oktober 2016.
Penyakit hipertensi menjadi penyakit rawat jalan terbanyak di puskesmas, khususnya pada golongan umur 45 sampai 75 tahun. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2015, yang dilakukan untuk mengetahui gambaran potensi interaksi obat pada resep obat antihipertensi kombinasi di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.
Menurutnya, Depok mesti mengatur kembali tata kotanya. Idealnya, Depok mesti memperbanyak ruang terbuka dan tempat olahraga gratis. "Warga Depok membutuhkan ruang gerak yang cukup. Sebab, sangat berpengaruh kepada kesehatan mereka," ujarnya. "Olahraga dan ruang publik merupakan kebutuhan."
Selain itu, semakin meningkatnya jumlah kendaraan yang menyebabkan kemacetan turut menyumbang berbagai penyakit bagi warga Depok. Hipertensi menjadi penyakit yang membunuh warga Depok, karena pola hidup dan tata kotanya yang kurang ideal. "Warga juga banyak makan junk food. Hipertensi menjadi silent killer tertinggi," ujarnya
IMAM HAMDI