TEMPO.CO, Kupang - Gempa berkekuatan 3,3 skala Richter (SR) dan 3,2 SR mengguncang dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Timor Tengah Utara dan Alor. Guncangan gempa ini dirasakan warga di dua kabupaten tersebut, namun belum ada laporan kerusakan akibat gempa itu.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Kupang Sumawan mengatakan gempa Timor Tengah Utara berkekuatan 3,3 SR terjadi pada Selasa, 25 Oktober 2016, pukul 06.45 WITA di lokasi 09,01 lintas selatan (LS), 124, 24 bujur timur (BT) di 63 kilometer ke arah barat laut Timor Tengah Utara di kedalaman 66 kilometer.
Baca:
Siti Fadilah Ditahan: 3 Selebritas Terseret Kasus Alat Kesehatan
Sebelum Diperiksa di Bareskrim, Ahok ke Istana Presiden
Merasa Ditipu, Wanita Ini Gugat KFC Bayar Rp 260,7 Miliar
Sehari sebelumnya, menurut dia, gempa tektonik mengguncang wilayah Alor berkekuatan 3,2 SR pukul 17.23 Wita di lokasi 08,03 LS, 124,80 BT di 40 kilometer ke arah timur laut Alor dengan kedalaman 10 kilometer.
Peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan lemah dirasakan di daerah Kalabahi dalam skala intensitas I SIG-BMKG atau (I-II MMI). "Di daerah ini guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan oleh beberapa orang," katanya.
Terkait dengan peristiwa gempa bumi Alor, belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan. Karena itu, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG.
"Khusus masyarakat di daerah pesisir utara Alor, diimbau agar tidak terpancing isu, karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," kata Sumawan.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng. "Dalam hal ini, lempeng Indonesia-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia dan terjadi deformasi batuan hingga memicu terjadinya gempa bumi," ujar Sumawan.
YOHANES SEO