TEMPO.CO, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) telah ditunjuk pemerintah untuk mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera. Dalam pembangunan jalan tol sepanjang kurang lebih 2.700 kilometer itu, mereka telah mendapat jaminan dan dukungan fiskal dari pemerintah.
Sesuai rencana, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jalan Tol Trans Sumatera terdiri dari 24 ruas yang menyusuri pantai timur Sumatera, menghubungkan Bakauheni hingga Aceh, ditambah dengan koridor pendukung yang akan menghubungkan pantai timur dan pantai barat pulau Sumatera.
Baca Juga:
Menurut Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra, dari total 24 ruas yang direncanakan, pemerintah melalui Perpres Nomor 117 Tahun 2015 akan memprioritaskan pembangunan delapan ruas tol.
“Pembangunan selama lima tahun mulai dari tahun 2014 hingga 2019, yang pengerjaannya diserahkan kepada PT Hutama Karya (Persero),” ujar I Gusti Ngurah Putra, dalam pesan tertulisnya Selasa, 25 Oktober 2016.
Adapun delapan ruas jalan tol prioritas Trans Sumatera itu memiliki panjang total 645 kilometer, meliputi Medan-Binjai (17 kilometer), Palembang-Indralaya (22 kilometer), Pekanbaru–Dumai (131 kilometer), dan Bakauheni–Terbanggi Besar (140 kilometer). Ruas tol berikutnya yakni Terbangi Besar-Pematang Panggang (100 kilometer), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 kilometer), Palembang-Tanjung Api-api (90 kilometer), dan Tebing Tinggi-Kisaran (60 kilometer).
Baca Juga:
Usai delapan ruas tol selesai, Hutama Karya akan melanjutkan pembangunan tiga ruas jalan lagi untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Tiga ruas itu di antaranya Banda Aceh-Medan, Padang-Pekan Baru, serta Tebing Tinggi-Prapat dengan total panjang 770 kilometer. Dengan demikian, Hutama Karya akan membangun sebanyak 11 ruas dengan panjang total 1.415 kilometer.
DESTRIANITA