TEMPO.CO, Quetta - Kelompok bersenjata menyerbu sebuah pusat pelatihan polisi di Provinsi Baluchistan, Pakistan, dan meledakkan rompi peledak. Kejadian ini menewaskan 41 peserta pelatihan polisi.
Pejabat tinggi kesehatan di Baluchistan, Noor Haq Baloch, mengatakan, selain 41 orang tewas, sedikitnya 106 orang terluka. Kebanyakan adalah polisi yang dalam tahap pelatihan serta tentara paramiliter. Haq menuturkan mereka tewas ketika penyerang mengaktifkan rompi peledaknya.
Baca:
AS Kerahkan 300 Tentara ke Norwegia, Rusia Terkejut
Kelompok Militan Serang Akademi Kepolisian Pakistan
Para korban luka kini dirawat di rumah sakit di kota tersebut. Beberapa luka yang diderita terjadi akibat melompat dari atap asrama dan memanjat dinding untuk melarikan diri. Kebanyakan korban memang polisi, dan dua di antaranya adalah tentara paramiliter.
Kepala Korps Paramiliter Perbatasan Jenderal Mayor Sher Afgan mengatakan kepada reporter bahwa para penyerang tampaknya memiliki kontak dengan pengendalinya di Afganistan. Pihak otoritas Pakistan mengatakan serangan itu berasal dari kelompok laskar e-Jhangvi yang terlarang. Kelompok ini merupakan kelompok militan Islam yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Menteri Dalam Negeri Baluchistan Sarfaraz Bugti mengatakan salah satu penyerang berhasil dibunuh oleh pasukan keamanan dan dua lainnya berhasil mengaktifkan rompi peledak mereka. Dia menambahkan, pasukan keamanan sudah menyelesaikan operasi mereka, namun masih melakukan proses pembersihan.
Bugti mengungkapkan, saat serangan terjadi, 700 peserta pelatihan polisi tengah berada di lokasi. Lebih dari 200 orang peserta pelatihan polisi diungsikan segera setelah penyerangan terjadi.
Menurut Kepala Polisi Baluchistan Ahsan Mahboob, empat penyerang bersenjata menyerang pusat pelatihan polisi, berusaha untuk masuk ke asrama polisi itu. Kontak senjata terjadi ketika para penjaga berusaha menghalau para penyerang.
NY TIMES | DIKO OKTARA