TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman segera mengoptimalisasi sejumlah pelabuhan di Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dalam kunjungannya ke Bima, Nusa Tenggara Barat, pihaknya siap mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III meningkatkan kapasitas pelabuhan-pelabuhan yang dikelolanya.
“Kita sedang lihat apakah mungkin operasional pelabuhan ini dikerjakan bersama-sama dengan swasta,” kata Menko Luhut melalui siaran pers, Rabu (26 Oktober 2016).
Menko Luhut membahas cost efficiency pengangkutan di Pelabuhan Kempo. Dia mengimbau agar lapasitas pelabuhan segera ditingkatkan dari yang sekarang dari yang awalnya hanya bisa disandari oleh satu buah kapal akan diperluas agar bisa memuat hingga tiga unit kapal.
Menurutnya, perbaikan ini akan meningkatkan jumlah produk-produk pertanian yang dikirim melalui pelabuhan tersebut.
Dia berharap agar Pelindo III segera menghitung biaya pengembangan dua pelabuhan di Sumbawa, yaitu Pelabuhan Bima yang melayani Bima dan Dompu serta Pelabuhan Badas yang melayani wilayah Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Dia mengimbau agar Pelindo III secepatnya menyusun anggaran proyek pendalaman alur yang akan dimulai tahun depan.
“Bongkar muat juga harus diminimalkan, sekitar 2-3 hari. Dan yang terpenting, saya tidak mau lagi ada pungli di pelabuhan. Tadi ada laporan. Saya minta Dandim dan Kapolres untuk melakukan tindakan tegas terhadap ini” sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Luhut mengimbau Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten Bima untuk meningkatkan produksi pangan seperti jagung, beras, ikan, dan ternak, serta melakukan revitalisasi pelabuhan sebagai upaya efisiensi biaya pengiriman komoditas tersebut.
“Wilayah ini bisa jadi lumbung pangan nasional. Selama ini kita kurang mengintensifkan yang sudah ada,” sambungnya.
Dengan demikian investor yang bergerak di bidang pakan ternak nasional siap menanamkan modalnya di Bima. Pemerintah daerah diminta untuk mendorong perusahaan tersebut untuk bisa menyerap produksi jagung petani pada masa panen.
Dia berharap dengan potensi pertanian yang besar ini pemerintah daerah bisa mengatur pola tanam untuk menstabilkan harga-harga komoditi pangan tersebut.