TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki hari kedua Jakarta Fashion Week 2017, terlihat sejumlah desainer mengangkat karya mereka dengan gaya etnik Indonesia yang kental. Desainer yang ditunggu-tunggu ini antara lain Itang Yunasz, Iwet Ramadan dan Barli Asmara. Masing-masing menampilkan koleksi yang kuat dengan napas nuansa etnik.
Desainer senior Itang Yunasz, yang telah berkreasi selama 30 tahun, membawakan koleksi dengan tema “Cinderamata”. Inspirasinya didapatkan dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Ketika Itang bepergianpun, keindahan di berbagai pelosok Indonesia baik alam maupun budayanya akan terekam terus dan melekat dalam pikiran. Mulai dari karya arsitektur, kerajinan tangan hingga ornamen-ornamen indah dan wastra yang cantik, semua ini inspirasi dan disulap menjadi ragam busana oleh Itang Yunasz.
Untuk koleksi Spring/Summer 2017 ini, Itang Yunasz menampilkan ready-to-wear keindahan dan keagungan alam serta budaya yang dilihatnya ketika ke Bali, Kalimantan, Jambi dan Padang. Motif bunga diolah menjadi lebih dominan dan dipadupadankan dengan motif garis-garis dalam palet warna nude dan hitam. Permainan bahan-bahan satin, chiffon dan twill duches dikreasikan kedalam bentuk-bentuk unik flare dress, tunik, celana, long skirt, boxy jacket, crop dan long outer.
Tidak kalah uniknya karya Iwet Ramadan. Desainer batikdan culture entrepreneur ini, bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia dalam pagelaran fashion show bertajuk “I am Still a Woman”. Iwet mengatakan sangat bangga dapat menjadi bagian dari sebuah tribute bagi wanita-wanita kuat yang merupakan para pejuang kanker (cancer survivor). "Hal ini saya lakukan karena saya sangat percaya dan mengagumi kekuatan alami yang dimiliki oleh wanita," katanya.
Dengan mengangkat tema “Sarinah”, Iwet ingin membuat karya yang merepresentasikan kekuatan perempuan Indonesia, khususnya mereka yang sedang berperang melawan kanker. Sarinah ialah seorang wanita kuat dan mandiri yang merupakan pengasuh Bung Karno ketika masih kecil. Dalam fashion show-nya, Iwet juga didukung oleh para wanita pejuang kanker dan mereka yang peduli dengan kanker, seperti Triesna Jero Wacik, Rima Melati, Sendy Yusuf, Moza Paramita, Marcella Zalianty dan Ayu Rosan sebagai model.
Barli Asmara tampil dengan karakter rancangan yang kuat di craftsmanship seperti macramé, smocked, sulaman dan fringe. Detail hand-made yang apik terlihat pada tekstur bahan yang digunakan, bordir dan pengolahan payet. Desainer yang disebut sebagai kesayangan para selebriti tanah air ini, mendapatkan inspirasi dari era mode 1930-an, kemajuan teknologi dan arsitektur.
Rancangannya yang kuat yang selalu memadupadankan gaya modern dan edgy dengan karakter wanita yang anggun dan klasik. Pada koleksi untuk Wardah ini, Barli banyak menggunakan warna kremsebagai dasar dari koleksi yang ia buat. Tatiana Safira keluar sebagai muse untuk Barli, yang mempunyai signature style klasik, simple dan elegan.
LIESNA SUBIANTO
Baca juga:
JFW 2017 Jii dan Milcah: Inspirasi Kebebasan dan Kesegaran
L'Oreal Gandeng 4 Label Fashion Tampilkan Total Look
Dua Fashion Label Asal India Siap Jelajah Jakarta