INFO PEPARNAS - Kekuatan tekad sering kali melampaui keterbatasan fisik. Itu juga yang terjadi pada Dapiel Payage, atlet atletik yang berjuang membela nama Papua di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat.
Daniel tak terlahir sempurna. Tuhan memberkahinya kaki kiri yang lebih pendek daripada kaki kanannya (proximal focal femoral dislocation/PFFD). Kondisi ini membuat Daniel jangankan terpikir untuk menjadi atlet, untuk berjalan seimbang pun sulit.
Baca Juga:
Pria kelahiran Papua 25 tahun lalu itu sehari-harinya menjalani pekerjaan serabutan. Dia pernah menjadi tukang cuci piring, penarik becak, sampai penjual buku teka-teki silang. Kesempatan kerja bagi orang-orang berkebutuhan khusus seperti Dapiel memang belum terbuka sepenuhnya di Indonesia.
Dapiel bukan orang yang suka berpangku tangan. Dibarengi dengan doa, dia berupaya membalik nasib lewat olahraga. Ditempa atlet atletik nasional asal Papua, Efraim Hilapok, Dapiel sukses menyabet medali pertamanya di Peparnas Riau, empat tahun lalu. Saat itu, Dapiel meraih dua perunggu, masing-masing untuk lempar lembing dan lompat jauh.
Peparnas kali ini dia targetkan sebagai ajang perbaikan catatan prestasinya. Hal itu pun terwujud, bahkan jauh lebih baik.
Baca Juga:
Dapiel menyabet emas, sekaligus memecahkan rekor untuk nomor lompat tinggi. Dapiel mampu membuat lompatan setinggi 165 sentimeter. Di nomor lempar lembing pun prestasi Dapiel lebih bagus daripada prestasi di Peparnas sebelumnya. Dia berhasil mengantongi perak. Sedangkan pada lompat jauh, dia kembali meraih perunggu.
“Saya senang dengan hasil yang kami capai saat ini. Saya atlet baru, tapi medali emas saya dapatkan untuk mengharumkan nama Papua,” kata Dapiel.
Perjuangan Dapiel memang tak sia-sia. Pasca-Peparnas, dia menjadi salah satu dari empat atlet atletik Papua yang dipanggil untuk mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Pelatihnya, Hilapok, tentu saja amat gembira dan sangat mengapresiasi perjuangan Dapiel yang dinilainya bermotivasi tinggi.
“Keinginan anak-anak saya masuk ke pelatnas terjawab sudah. Saya ucapkan banyak terima kasih. Itu pun tidak terlepas dari dukungan doa seluruh masyarakat Papua,” kata Hilapok.
Adapun Dapiel tetaplah pribadi yang sederhana. Setelah kemenangannya di Peparnas, impiannya cuma satu: memiliki kios sembako. Dia berharap kiosnya ini kelak dapat menopang hidupnya setelah dia tak lagi menjadi atlet. (*)