Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Bir di toko minuman dan merchandise di Waterloo, Belgia. TEMPO/Nurdin Kalim
Bir di toko minuman dan merchandise di Waterloo, Belgia. TEMPO/Nurdin Kalim
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es di sebuah laboratorium, para ilmuwan berusaha menemukan bahan yang sempurna.

Tim dari University of Leuven dan institut VIB memeriksa dan mengawinkan silang bibit ragi, menambahkan teknik genetika modern untuk menyempurnakan bahan bir yang berasal dari berabad-abad lalu.

 

“Kami menggunakan robot untuk mengawinkan ragi, seperti peternak mengawinkan hewan mereka,” kata profesor genetik Kevin Verstrepen kepada Reuters.

 

“Kami sekarang melakukan hal yang sama dengan ragi dalam skala besar, membuat jutaan bibit atau varian baru lalu mencoba mana yang terbaik.”

 

Dengan menganalisis dasar kimia dan genetik aroma dan rasa bir, para peneliti membiakkan bibit ragi yang akan menambah karakteristik bir.

 

Pekerjaan mereka ini dilirik oleh produsen komersial untuk mengubah resep mereka seperti mengurangi bau tertentu atau untuk mempercepat proses ferementasi.

 

“Kami mengambil ragi mereka lalu mencoba menyimpan yang terbaik, lalu mulai memperbaikinya,” kata Verstrepen.

 

Berbarengan dengan studi ragi, mereka juga mengerjakan database bir. Dalam pertemuan dua mingguan, Verstrepen dan mahasiswanya menyesap dan meludahkan bir dalam “tes rasa teknis” untuk mendeteksi kehalusan dan perbedaan rasa tiap minuman.

 

Setiap minuman, tidak diberi label, ditaruh dalam gelas hitam lalu dianalisis.

 

Tujuan mereka adalah untuk menganalisis 250 bir komersial Belgia, lalu membuat apa yang disebut Verstrepen “peta sains bir” untuk membantu peminum memilih minuman.

 

Mereka merencanakan temuan mereka dalam buku beberapa bulan.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.


Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Ilustrasi membuang makanan. Kortsleht.ee
Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.


Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)
Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.


Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com
Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.


BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito memberikan keterangan terkait mi Bikini (bihun kekinian) yang disita BPOM saat konpers di Jakarta, 8 Agustus 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.


Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Ilustrasi buah Mangga. ANTARA/Moch Asim
Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.


Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan
Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.


Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono meninjau mobil laboratorium keliling milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan di halaman Balai Kota, Jakarta, 1 Februari 2017. TEMPO/Lani Diana
Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.


Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Ilustrasi buncis. shutterstock.com
Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"


Kandungan Gizi pada Ubi Ungu Ungguli Beras  

5 September 2016

Ubi Ungu. kaskus.co.id
Kandungan Gizi pada Ubi Ungu Ungguli Beras  

Guru besar gizi masyarakat dari IPB, Prof Ali Khomsan, mengatakan ubi ungu memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai bahan makanan pokok.