TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengungkapkan penyebab penyakit menular pada paru-paru, pneumonia, di negara berkembang, termasuk Indonesia, banyak disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara maju lebih disebabkan oleh virus.
Kepala Subdirektorat ISPA Dirjen Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Cristina Widaningrum menerangkan, ada beberapa faktor risiko pneumonia, di antaranya ASI eksklusif yang kurang, gizi buruk yang berdampak pada daya tahan tubuh, tidak mendapatkan imunisasi, berat badan lahir rendah, serta paparan polusi dalam rumah, seperti rokok, asap tungku dapur, dan kepadatan penduduk dalam rumah.
“Ini harus menjadi fokus bagi para keluarga, di mana faktor risiko tersebut bisa ditanggulangi dan menghilang, sehingga pneumonia pun tidak lagi ditemukan,” kata Cristina, Jumat, 18 November 2016.
Ia menekankan pencegahan juga dapat dimulai sejak kehamilan, yakni dengan melakukan pemeriksaan antenatal selama kehamilan, minimal empat kali pemeriksaan. Selain itu, berikan juga ASI eksklusif, gizi seimbang, serta kurangi polusi udara. “Imunisasi untuk mencegah pneumonia sangat penting meskipun saat ini imunisasi pencegahan pneumonia belum masuk program pemerintah, sehingga biayanya cukup tinggi,” ujarnya.
Secara umum, menurut Cristina, ada lima langkah sederhana guna mencegah pneumonia, yaitu pemberian ASI eksklusif, buat ventilasi rumah dengan baik agar udara bertukar setiap hari, selalu mencuci tangan pakai sabun, terutama saat mau makan atau terkena cairan yang berbahaya atau kotor, minum air bersih dan matang, serta sanitasi yang baik. Jangan lupa, cukupkan gizi dengan seimbang.
Artikel lain:
Hati-hati, Membawa Tas Berat Bisa Bikin Pusing
Anda Sering Mual? Jangan Anggap Remeh Penyebabnya
`Bekal` Apa Saja yang Dibutuhkan untuk Berhenti Merokok?