TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang belum memahami bahwa pemakaian peranti lunak (software) palsu atau bajakan pada perangkat komputer dapat merugikan mereka sendiri, salah satunya adalah kerugian besar yang akan diderita para pengguna transaksi online.
"Sangat disarankan menggunakan software asli untuk melindungi diri dari kemungkinan buruk yang bersifat kriminal," kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro di Jakarta, hari ini.
Penggunaan software bajakan berbahaya bagi pengguna yang sering melakukan transaksi perbankan, e-commerce, dan transaksi lain yang berhubungan dengan kerahasiaan pribadi.
Ia mencontohkan, salah satu kasus yang sering terjadi akibat penggunaan peranti lunak palsu atau bajakan adalah kehilangan uang dalam jumlah tertentu di bank.
"Di dunia ini, kita bisa lihat banyak orang yang kehilangan uang di bank tanpa mereka tahu karena jumlahnya kecil, tapi berulang-ulang," kata dia.
Software adalah salah satu barang yang sering dipalsukan, selain obat-obatan, makanan dan minuman, kosmetik, barang-barang yang terbuat dari kulit, pakaian, serta tinta komputer, berdasarkan survei Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP).
Sekretaris Jenderal MIAP Justisiari P. Kusumah menyatakan kerugian pajak akibat peredaran barang-barang palsu adalah Rp 43,2 triliun pada periode 2010-2014.
Selain menimbulkan kerugian pajak, peredaran barang palsu dapat mengurangi kesempatan kerja karena investor berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya.
ANTARA