TEMPO.CO, Depok - Orang tua salah satu korban pesawat tipe M-28 Sky Truck yang jatuh di perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, milik Kepolisian Negara Republik Indonesia, masih menunggu kabar keberadaan anaknya.
Syafawi, 67 tahun, mengatakan mendapat kabar pesawat yang ditumpangi anaknya, Ajun Komisaris Safran, hilang kontak saat menuju Batam, Kepulauan Riau, dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Sabtu, 3 Desember 2016.
"Saya baru tahu kemarin sore jam empat dari televisi, bahwa pesawat yang ditumpangi Safran jatuh," kata Syafari di rumah duka di Perumahan Kelapa Dua Residence Nomor A17 Jalan Tugu Raya RT 7 RW 7 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Minggu, 4 Desember 2016.
Pesawat yang membawa 13 orang tersebut hilang kontak di Perairan Lingga, Kepulauan Riau, pukul 10.15, Sabtu, 3 Desember 2016. Ia menuturkan anaknya bakal menuju ke Palembang, Sumatera Selatan.
Pesawat yang mengangkut anaknya berangkat dari Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Rencananya, dari Pondok Cabe, pesawat yang membawa 15 orang tersebut akan menuju Bangka Belitung, Batam, dan Palembang. "Di Bangka Belitung, ada yang turun dua orang."
Safran, kata dia, bekerja sebagai pilot di kepolisian. Tugasnya, kata dia, setiap bulan selalu keliling ke berbagai kepolisian daerah di berbagai provinsi. Sebab, pilot dari kalangan polisi masih sedikit. "Jadi, setiap bulan selalu di-rolling tugasnya ke berbagai Polda di berbagai daerah," ucapnya.
Syafwi bakal menerima apa pun keadaan anaknya. Soalnya, tugas anaknya sebagai pilot pesawat di kepolisian memiliki risiko. "Saya akan terima apa pun keadaannya. Sampai sekarang, saya masih menunggu kabar Safran," ucapnya. "Semoga selamat."
IMAM HAMDI