Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemiskinan Diduga Pemicu Dian Novi Ikut Jaringan Terorisme

image-gnews
Personel Brimob berjaga di area rumah indekos lokasi temuan bahan peledak di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi, 10 Desember 2016. Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan tiga orang pelaku, dua orang pria berinisial NS dan AS serta seorang perempuan berinisial DYN. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Personel Brimob berjaga di area rumah indekos lokasi temuan bahan peledak di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi, 10 Desember 2016. Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan tiga orang pelaku, dua orang pria berinisial NS dan AS serta seorang perempuan berinisial DYN. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Cirebon - Kesengsaraan diduga menjadi penyebab Dian Yuli Novi terlibat dalam jaringan teroris. Novi melewati masa kecilnya di Bandung. Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Watma. "Ayah Novi sekarang lumpuh," kata Watma.

Meski lumpuh, ayah Novi, Asnawi, 50 tahun, masih bekerja sebagai tukang tambal ban. "Kerja di rumahnya," kata Watma. Sedangkan ibunya, Dunyatin, 47, berjualan gorengan keliling dan baju bekas. Semua barang jualannya pun mengambil dari orang, bukan modal sendiri. 

Baca: 
Bom Bintara Bekasi: Kronologi Penangkapan Dian di Rumah Kos  
Tersangka Teror Bom Bekasi Ungkap Rahasia Nikahi Dian Yulia
Profil 7 Terduga Teroris yang Akan Mengebom Istana Negara

Menurut Watma, kedua orang tua Novi asli penduduk Bakung Lor, tapi Novi tidak dibesarkan di desa tersebut. "Sebelumnya, ayah Novi berjualan pindang di Bandung," ujar Watma. Semua anggota keluarga Asnawi berada di Bandung. Novi dari SD hingga SMA bersekolah di Bandung.  

Baru pada 2010 Asnawi memboyong keluarganya kembali ke kampung halamannya di Bakung Lor. "Saat ini Asnawi mengalami lumpuh," tutur Watma. Itu pula yang menjadi penyebab ia memutuskan pulang ke kampung halamannya. Sejak itu, mereka semua tinggal di Bakung Lor. 

Dengan tujuan memperbaiki perekonomian keluarga, Novi akhirnya memutuskan menjadi TKW. "Ia juga sempat mengurus perizinan menjadi TKW ke pihak desa," kata Watma. Pada 2013, Novi berangkat ke Taiwan. Sejak itu, perekonomian keluarga Asnawi ditopang oleh kiriman uang dari Novi. "Apalagi empat adik Novi semua masih bersekolah."

Pulang dari Taiwan pada 2016, Novi diketahui sudah memakai cadar. Padahal sebelumnya tidak. "Tapi dia tidak pernah salat berjemaah di masjid bersama warga desa lainnya," ujar Watma. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Novi, yang sebelumnya memang sudah pendiam, justru semakin tertutup sejak mengenakan cadar. Baru beberapa bulan pulang, Novi sudah menghilang dari rumahnya. "Setelah itu kami dapat informasi dia menjadi guru, entah di mana," ucap Watma.

Mereka baru tahu keberadaan Novi setelah mendengar penangkapan terduga teroris. Saat itu, menurut Watma, warga benar-benar kaget. Watma tetap berusaha melindungi keluarga Asnawi. "Kasihan, nanti kesehatannya semakin memburuk," kata Watma.

Sekalipun penangkapan Novi sudah berusaha ditutupi oleh Watma, sebagai orang tua, Asnawi sudah mengetahui kondisi anaknya. "Bahkan keluarganya sempat meminta maaf kepada warga," tutur Watma. Keluarga Asnawi, menurut Watma, meminta maaf karena telah membuat malu semua warga. Bahkan mereka menduga kemiskinan yang menyelimuti keluarga mereka yang akhirnya membuat Novi nekat menjadi “pengantin” untuk bom bunuh diri di Jakarta.

"Kami semua di sini bahkan tidak ada yang tahu bahwa Novi sudah menikah. Termasuk orang tuanya sekalipun," kata Watma.

Adapun rumah kediaman Asnawi berjajar sekitar 600 meter dari balai desa dan berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah Dodi, pelaku bom buku beberapa waktu lalu.

IVANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

5 Rekomendasi Wisata Cirebon yang Bisa Dikunjungi Minggu Ini

1 November 2023

Wisata Cirebon terkenal dengan keindahan alam serta kulinernya yang enak. Berikut ini beberapa rekomendasi wisata Cirebon yang bisa Anda kunjungi. Foto: Wikimedia Commons
5 Rekomendasi Wisata Cirebon yang Bisa Dikunjungi Minggu Ini

Wisata Cirebon terkenal dengan keindahan alam serta kulinernya yang enak. Berikut ini beberapa rekomendasi wisata Cirebon yang bisa Anda kunjungi.


Deretan Kuliner Khas Cirebon

2 April 2023

Ilustrasi Gado-gado Ayam Lawanggada. Shutterstock
Deretan Kuliner Khas Cirebon

Berikut beberapa kuliner khas Cirebon yang wajib Anda cicip.


5 Fakta Unik yang Hanya Ada di Cirebon

2 April 2023

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan, Cirebon. Tempo/Tony Hartawan
5 Fakta Unik yang Hanya Ada di Cirebon

Dijuluki sebagai kota udang, apa hal unik lainnya dari Cirebon?


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.


Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Ilustrasi teroris. shutterstock.com
Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.


Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Ratusan kotak amal yang ditemukan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. (Antara Lampung/Damiri)
Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.


Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Personel Densus 88 Anti Teror membawa terduga teroris ke dalam bus di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 18 Maret 2021. Sebanyak 22 orang terduga teroris dipindahkan dari Rumah Tahanan Polda Jawa Timur ke Jakarta. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.


Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.


Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Narapidana tindak pidana teorisme mencium bendera Merah Putih usai mengucap ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Aula Sahardjo, Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 15 April 2021. Sebanyak 34 narapidana tindak pidana terorisme mengikuti ikrar setia kepada NKRI sebagai bentuk implementasi hasil akhir program deradikalisasi serta pengikat tekad dan semangat untuk menegaskan bersedia kembali membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. ANTARA FOTO/Humas Kemenkumham
Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.


Cerita Perjalanan Jelajah Negeri ke Kota Cirebon

31 Maret 2021

Goa Sunyaragi, Kota Cirebon.
Cerita Perjalanan Jelajah Negeri ke Kota Cirebon

Bagaimana keunikan dan tempat wisata kota yang berada di pesisir Jawa ini berikut jalan bareng program Jelajah Negeri Tempo.