TEMPO.CO, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memotivasi sekitar 500 pemuda berusia di bawah 35 tahun agar mau menjajal kemampuan menjadi entrepreneur (wirausahawan). Ratusan pemuda tersebut terdiri dari mereka yang baru saja diberhentikan dari pekerjaanya (PHK), pengangguran, maupun yang berpenghasilan rendah.
Risma mendorong mereka agar tak putus asa dan menyerah atas keadaan. “Kita semua di sini memiliki kesempatan yang sama untuk sukses,” kata Tri Rismaharini di Graha Sawunggaling Surabaya, Jumat, 6 Januari 2017.
Risma juga menghadirkan 15 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hasil didikan program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda sebagai mentor dan motivator para pengangguran tersebut. Dengan menghadirkan mentor dari para pelaku usaha, Risma berharap mereka tergerak untuk belajar dan magang dengan para pelaku UMKM sukses melalui program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
Baca: Wali Kota Risma Keluarkan Surat Edaran Natal, Apa Isinya?
Jika bersedia berwira-usaha, Risma berjanji bakal terus mendampingi dan memfasilitasi mereka sampai benar-benar sukses. “Nanti, produk makanan dan kerajinan tangan akan dibantu pemasaran di UKM corner di Balai Kota Surabaya, Gedung eks Siola, dan beberapa kantor kecamatan,” ucap dia.
Perempuan 55 tahun itu menambahkan, warga Surabaya, terutama pemuda, harus pantang menyerah meskipun tak menjadi pegawai atau karyawan suatu perusahaan. Sebab, ancaman penjajahan di masa depan ialah dalam bentuk ekonomi. “Kita salah kalau kalah sekarang ini. Ambil peluang. Jangan sampai mengecewakan para pahlawan kita yang sudah berjuang mati-matian,” tuturnya.
Baca: Risma Bangun 2 Lapangan Futsal di Eks Lokalisasi Gang Dolly
Surabaya berencana memberikan pelatihan dan pendampingan wirausaha kepada warganya dalam tiga tahap. Mereka dibagi ke dalam 3 kelompok, yakni lulusan sarjana (fresh graduate) yang masih mencari pekerjaan, pengangguran di bawah 35 tahun, dan warga terdampak PHK yang berusia di atas 35 tahun. “Dari data di tingkat RT sampai Kelurahan, ada sekitar 1.200 orang yang terverifikasi sebagai masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pengangguran,” ujar Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Surabaya Imam Siswandi.
Selain diberi pelatihan, mereka akan diberi fasilitas untuk promosi di sentra-sentra khusus UMKM dan di Balai Kota Surabaya. “Bahkan kami akan uruskan paten. Untuk yang mau jualan, kami fasilitasi di 60 titik sentra PKL (Pedagang Kaki Lima).”
Salah seorang peserta, Muhammad Jamil, mengaku antusias untuk menimba ilmu wirausaha bersama mentor yang disediakan pemerintah kota Surabaya. Pemuda 30 tahun asal Pacar Kembang itu mengaku penghasilannya sebagai penjaga toko fotokopi masih kurang. “Saya mau belajar bikin konveksi supaya berkembang,” katanya.
ARTIKA RACHMI FARMITA