TEMPO.CO, Brebes - Anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang diduga menjadi budak di kapal Taiwan, Supriyanto, meninggalkan tiga anak yang masih kecil. Mereka adalah Dimas Aman Hakim, 15 tahun, Muhammad Subur Makmun (13), dan Linda Cintia Praba (7).
Menurut adik Supriyanto, Romadoni, sebelum melaut, kakaknya berniat menghidupi anak-anaknya yang telah ditinggal ibu kandungnya. “Kasihan anaknya sekarang tinggal sama bulik (tante)-nya,” kata Romadoni, Selasa, 10 Januari 2017.
Baca juga:
DPR Akan Selidiki ABK Indonesia Jadi 'Budak' Kapal Taiwan
Taiwan Buka Lagi Kasus ABK Supriyanto, Ini Reaksi Pemerintah
Anak pertama dan kedua Supriyanto diasuh Rusmiyati, 43 tahun, adik Supriyanto. Mereka tinggal dalam satu rumah yang berisi keluarga dua adik Supriyanto yang juga sudah berkeluarga. Dengan kata lain, rumah peninggalan orang tua yang berukuran sekitar 10 x 15 meter itu dihuni tiga keluarga, termasuk anak-anak Supriyanto.
Adapun anak terakhir Supriyanto, Linda, dirawat kakak ipar Supriyanto di Brebes, Jawa Tengah. Istri Supriyanto telah pergi entah ke mana sejak si bungsu berumur 7 bulan. Hingga kini, keluarga tidak mengetahui keberadaannya.
Baca: INVESTIGASI: Kisah ABK Indonesia Jadi 'Budak' Kapal Taiwan
Rusmiyati sendiri penghasilannya pas-pasan. Dia dan suaminya berdagang bubur ayam di depan rumah. Selain mengasuh anak-anak kakaknya, dia punya tanggungan tiga anak kandung yang juga masih kecil-kecil.
Supriyanto tewas setelah dihajar kapten kapal Taiwan tempat ia bekerja pada 25 Agustus 2015. Tiga video dari kamera telepon seluler milik Mualib, sesama ABK, mengungkap kondisi Supriyanto sebelum wafat. Sekujur wajahnya bengkak. Darah kering menempel di bawah hidung Supriyanto. Selain itu, ada luka menganga di kepalanya. Sebelum ajal menjemput, tinggal kulit yang membalut tubuh Supriyanto.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ