TEMPO.CO, Jakarta - Di usia batita (bawah 3 tahun), anak mulai mengembangkan kemampuan kognitif untuk merasakan berbagai emosi, tapi belum mengetahui benar cara mengendalikannya.
Kegembiraan kecil bisa membuat mereka tertawa bahagia. Sebaliknya, kesalahan sepele bisa menyebabkan mereka menangis meraung-raung. Namun yang terlihat di mata orang dewasa, di usia ini anak sulit diatur, bertingkah sesuai kehendak, dan mudah marah. Inilah sebabnya muncul istilah threenager, yakni kecenderungan anak usia 3 tahun dengan ego mirip dengan remaja.
Ketika anak rewel dan menangis, orang tua berharap mereka bisa mengendalikan emosi. Sehingga sering terlontar kalimat, “Jangan begitu, dong, Nak! Kenapa begitu saja menangis, sih?”
Tanpa disadari, ekspektasi orang tua terhadap kemampuan emosional anak batita terlalu tinggi sehingga memicu konflik dan respons yang salah.
Bantulah anak memahami dan mengendalikan emosi. Tidak perlu ikut terpancing emosi jika anak batita Anda mulai kehilangan kendali emosi.
Menghadapi anak yang emosional dengan tindak kekerasan (fisik dan verbal) hanya akan menggoreskan luka di hati anak dan merusak perkembangan otak mereka. Bersabarlah, karena pasti akan tiba saatnya kemampuan anak mengendalikan emosi tumbuh dan berkembang.
Berita lainnya:
Boleh Bentak Anak dalam Situasi Ini
Masih Punya Balita Tambah Senang Lihat Bayi, Itu Tandanya...
Kiat Membersihkan Slow Cooker