TEMPO.CO, Teheran - Pemakaman mantan Presiden Iran, Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, Selasa, 10 Januari 2017, di Teheran diwarnai unjuk rasa. Pendukung Rafsanjani dari kalangan kaum reformis memanfaatkan kesempatan tersebut dengan demonstrasi anti-Rusia sekaligus sekutu dekat Suriah.
Para pengunjuk rasa berteriak, "Mampuslah Rusia". Unjuk rasa ini terasa terasa aneh, sebab mereka sebelumnya memaki Amerika Serikat dengan ucapan yang sama.
Selama prosesi pemakaman tokoh moderar tersebut berlangsung, televisi pemerintah Iran menghidupkan musik duka cita sehingga dapat mengimbangi suara para demonstran.
Dalam siaran televisi tampak sekitar dua juta orang turun ke jalan di Teheran untuk mengantarkan Rafsanjani ke peristirahatan terakhir.
"Selain unjuk rasa anti-Rusia, kaum reformis juga bersuara kencang agar para pemimpin mereka dibebaskan dari tahanan rumah," Al Arabiya, melaporkan, Rabu, 11 Januari 2017.
Rafsanjani dikenal sebagai tokoh revolusioner moderat yang berseberangan dengan kelompok garis keras. Dia wafat pada usia 82 tahun akibat serangan jantung, Ahad, 8 Januari 2017.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN