TEMPO.CO, Vatican City - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas bertemu Paus Fransiskus untuk salah satunya membahas rencana pemindahan Kedutaan Amerika Serikat ke Yerusalem. Rencana itu datang dari presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump saat kampanye pemilihan presiden tahun lalu.
Dalam pertemuan Abbas dan Paus Fransiskus yang berlangsung 23 menit pada hari Sabtu, 14 Januari 2017, kedua pemimpin itu fokus terhadap pembicaraan terkait proses perdamaian di Timur Tengah, dan harapan dinyatakan bahwa negosiasi langsung antara para pihak dapat dilanjutkan untuk mengakhiri kekerasan yang menyebabkan penderitaan penduduk sipil, dan untuk menemukan solusi yang adil dan abadi.
Berita terkait:
Paus ke Mahmoud Abbas: Anda Malaikat Perdamaian
Paus Fransiskus Tahbiskan 2 Suster Palestina Jadi Orang Suci
Pertemuan Paus Fransiskus dan Abbas adalah yang ketiga dalam beberapa tahun terakhir. Pertemuan ini diadakan sehari sebelum konferensi perdamaianan di Paris dan kurang dari seminggu sebelum pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Trump berulang kali menyuarakan hasrat untuk merealisasikan hal tersebut meskipun akan mengundang konflik berkelanjutan antara Palestina dan Israel. Abbas mengatakan pihaknya akan memantau perkembangan apakah Kedutaan AS di Tel Aviv, Israel akan dipindahkan ke Yerusalem.
"Kita akan menunggu untuk melihat jika hal itu terjadi. Jika benar, tindakan AS itu tidak akan berkontribusi pada runtuhnya perdamaian dan kita berharap rencana tersebut tidak terwujud," katanya.
Vatikan mengakui Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka sejak beberapa tahun lalu sebelum secara resmi menandatangani perjanjian pada 2015 yang mengisyaratkan negara Palestina.
Vatikan belum mengeluarkan pernyataan sehubungan pertemuan Paus Fransiskus dan Abbas atas rencana AS memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Dalam kunjungan ke Vatikan, Abbas menyempatkan diri untuk singgah di Roma guna meresmikan kedutaan baru Palestina di wilayah tersebut yang dianggap sebagai pertanda kasih sayang Paus terhadap penduduk Palestina dan cinta damai.
NBC NEWS|RUSSIA TIMES|BBC|YON DEMA